Infoaskara.com
Pada era digital seperti sekarang, pencarian informasi tentang kesehatan diinternet telah menjadi rutinitas bagi banyak orang.
Ketika merasakan gejala tubuh yang tidak biasa, insting pertama sering kali adalah mengetikkan keluhan tersebut di Google.
Namun, kebiasaan ini tidak selalu membawa manfaat. Banyak yang justru merasa semakin cemas dan menyesal setelah membaca berbagai kemungkinan penyakit yang menakutkan.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Menurut Blog Herald, berikut adalah delapan ciri-ciri orang yang biasanya mencari gejala penyakit di Google tetapi akhirnya merasakan penyesalan.
1. Dipacu oleh rasa penasaran yang kuat
Orang dengan rasa penasaran yang besar biasanya ingin tahu segala hal tentang kondisi tubuhnya.
Saat terdapat perasaan tidak nyaman sekecil apapun, mereka lebih memilih untuk langsung membuka browser dan mencari berbagai informasi secara mendalam.
Sayangnya, data yang tersebar di jaringan maya belum tentu tepat sasaran dan kerap kali bahkan menambah kecemasan orang-orang.
2. Rentan terhadap kecemasan
Orang-orang dengan kecenderungan mudah khawatir sangat rentan tergoda untuk mengidentifikasi gejalanya sendiri di internet.
Sayangnya, hasil penelusuran umumnya menuju pada kondisi medis yang berbahaya, meskipun sebenarnya tidak sedemikian parah. Ini malahan meningkatkan ketakutan serta menciptakan kecemasan tambahan dalam benak seseorang.
3. Terlalu spesifik dan sensitif mengenai perkembangan fisik
Seseorang yang sangat peduli terhadap perubahan halus dalam kondisi fisik dirinya akan lebih condong untuk mengeksplorasi makna di balik setiap gejala yang timbul.
Kecenderungan sensitif ini menyebabkan mereka mudah panic akibat hal-hal sepele, contohnya batuk pelan atau rasa sakit singkat.
4. Tidak sabaran
Menunggu janji dengan dokter atau hasil pemeriksaan medis bisa terasa lama bagi sebagian orang.
Mereka yang tidak sabar biasanya memilih jalan pintas: mencari tahu sendiri melalui internet. Namun, keputusan ini sering kali berujung pada kekeliruan dan kekhawatiran yang tidak perlu.
5. Sangat mandiri dan merasa bisa mengatasi segalanya
Orang yang memiliki semangat kemandirian yang kuat biasanya yakin bisa menentukan dan menyembuhkan penyakit mereka sendiri.
Lebih banyak orang cenderung membaca artikel daring sebelum berbicara dengan dokter. Namun, metode tersebut malah dapat menyebabkan kesalahpahaman dan bahaya.
6. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kondisi kesehatan
Tentu saja perhatian tentang keadaan kesehatan itu bagus. Tetapi, apabila sudah berlebihan, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi suatu bentuk ketagihan.
Orang-orang yang sangat peduli dengan kesehatan mereka cenderung terlalu khawatir tentang tanda-tanda bahkan yang paling ringan, sehingga melakukan pencarian menyeluruh yang pada akhirnya dapat menimbulkan stres bagi diri sendiri.
7. Perfeksionis
Orang-orang yang perfeksionis cenderung kesulitan menghadapi ketidaktentuan. Mereka berkeinginan untuk mengetahui secara jelas tentang kondisi tubuh mereka dan mencari kenyakinan tersebut lewat sumber-sumber online.
Sebaliknya dari mendapatkan penjelasan yang mengurangi ketakutan, mereka malah terjerumus lebih dalam ke dalam keraguan karena data yang mungkin tidak akurat.
8. Butuh kendali atas segalanya
Seseorang yang selalu ingin memegang kendali atas segala hal dalam hidupnya, seperti kondisi kesehatan, biasanya menghadapi tantangan dalam menyetujui ketidaktentuan.
Oleh karena itu, mereka mengandalkan Google sebagai sarana untuk menemukan ketenangan batin. Tetapi yang ironis adalah bahwa akhirnya hal ini justru membuat mereka merasa kurang berkuasa.
Penutup
Menjelajahi data medis sendiri tentu bukanlah kesalahan. Tetapi, sangat vital bagi kita untuk terus menerapkan pemikiran kritis dan jangan serta-merta mengiyakan setiap informasi yang ditemukan.
Berbicara dengan profesional kesehatan masih merupakan tindakan yang sangat tepat. Sebab, pada berbagai kesempatan, mencari informasi tentang gejala di internet malah dapat meningkatkan kecemasan tanpa menyediakan jawaban yang sebenarnya.