InfoAskara.com.co.id, JAKARTA – Anak perusahaan dari PT PLN (Persero), yaitu PLN Nusantara Power (PLN NP), telah melakukan beberapa pergantian dalam susunan anggota dewan komisarisnya. Ade, yang merupakan seorang tokoh politik dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), tercatat sebagai salah satu anggota baru di posisi itu.
Ade juga sudah mengonfirmasi berita tersebut. Menurutnya, pengangkatan dalam jabatan itu terjadi pada hari Kamis (3/7/2025).
\”Benar, saya telah ditetapkan sebagai Komisaris PLN NP. Dikukuhkan pada hari Kamis lalu,\” kata Ade ketika ditemui.
infoaskara.com.co.id
Di Jakarta, Jumat (4/7/2025), kabar tersebut awalnya beredar di platform media sosial X dalam bentuk cuplikan dokumen hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada 1 Juli 2025.
Calon legislatif DPR RI dari daerah pemilihan Jakarta Selatan dan Pusat yang didukung oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini sebelumnya adalah seorang akademisi Universitas Indonesia dengan gelar doktor, aktivis media sosial, serta ahli dalam bidang komunikasi. Ia juga sempat menjabat sebagai anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 2004 hingga 2007, Kepala Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI pada tahun 2001 sampai 2003, serta direktur pengembangan program pelatihan jurnalistik televisi untuk organisasi Internews selama kurun waktu 2001–2002.
Sebenarnya, Ade mendapatkan suara pada posisi ketujuh dari delapan kursi yang tersedia di Daerah Pemilihan Jakarta II. Meski berhasil merebut satu kursi di Senayan, Ade tak bisa melaju lantaran PSI tidak mencapai ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Pada pemungutan suara untuk dapil DKI Jakarta II sendiri, perolehan suara politikus partai berlambang bintang ini menempati rangkaian tujuh teratas namun harus kandas karena hasil akhir Partai Solidaritas Indonesia belum mampu melewati target minimal parliamentary threshold yakni empat perseratus saja.
Urut-urutan penerima mandat wakil rakyat wilayah ibukota kedua tersebut membawa nama Ade sebagai nomine ke-tujuh sedangkan jumlah totalnya hanya menyediakan tempat bagi delapan anggota legislatif baru; sayang sekali upaya pendirinya PS-I itu masih dibawah garis kelolosan nasional yaitu patokannya setinggi empat komperecen tingkat senopati nuswantoro.
Dengan kata lain, meskipun ia telah mengamankan tiket DPR RI lewat pencapaian elektoral individualnya secara lokal tetapi tanpa dukungan signifikansi skala nasional membuat langkah karier representatif negaranya harus tertunda sementara waktu dikarenakan faktor institusi pengirim calon legislator kurang dalam performa statistikal parameter konstituen minimum required oleh KPU sesuai aturan main pileg saat periode kontestasi bersangkutan dilangsungkan beberapa tahun silam.