Fakta Mengejutkan tentang Vara dalam Kasus Diplomat Kemenlu yang Meninggal, Terungkap Aktivitasnya Sebelum Arya Daru Tutup Usia


infoaskara.com

– Nama perempuan yang dikenal sebagai Vara menjadi pusat perhatian dalam kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, dengan munculnya berbagai kegiatan yang dilakukannya sebelum kematiannya Arya Daru.

Tidak tanpa dasar, Vara dikabarkan sebagai salah satu individu yang berada di sisi Arya Daru menjelang kematian diplomat Kementerian Luar Negeri tersebut.

Petugas kepolisian telah merespons saat ditanyakan mengenai identitas Vara.

Beberapa informasi terbaru mengenai tokoh bernama Vara dalam kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri telah dikumpulkan oleh infoaskara.com:


1. Terdapat komunikasi antara Arya Daru

Perempuan dengan nama Vara menjadi misteri terkait kematian diplomat Arya Danu Pangayunan.

Sebelum kematiannya, polisi menemukan percakapan antara Arya Danu dan Vara.


2. Vara Mengiringi Arya Daru Berbelanja Pakaian di Mall Grand Indonesia

Arya Daru Pangayunan ditemukan sudah tidak bernyawa di kamarnya yang terletak di daerah Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Selasa tanggal 8 Juli 2025.

Saat sebelum ditemukan meninggal dunia, Arya Daru sulit dikontak oleh istrinya, Meta Ayu Puspitanti, yang tinggal jauh di Yogyakarta.

Percakapan terakhir Arya Daru dengan istrinya berlangsung pada jam 21.00 WIB.

Pada saat itu, Arya Daru telah menyelesaikan kegiatan belanjanya di Grand Indonesia.

Benda-benda belanjaan tersebut juga diketahui oleh Meta Ayu, yang biasa dipanggil Pita.

Ternyata Arya Daru memasuki toko di Grand Indonesia tersebut bersamaan dengan Vara.

Bukan hanya Vara, tetapi juga seseorang lain yang ikut bersama mereka, yaitu Dion.


3. Masalah Kehubungan Romantis Menjadi Perbincangan

Vara akhirnya menjadi sasaran curiga masyarakat lantaran identitasnya tidak secara jelas dibeberkan oleh aparat polisi.

Itu disampaikan oleh Koordinator Forum Analis Kriminal Indonesia Mustofa Nahrawardaya.

\”Pada akhir konferensi pers, terdapat pertanyaan dari jurnalis, menurut saya salah satu pertanyaan membuat pihak kepolisian kesulitan dalam memberikan jawaban. Saat ditanyakan mengenai keterkaitan Vara dengan korban,\” ujar Mustofa dilansir dari YouTube TV One, Rabu (30/7/2025).

\”Ah ini privasi tidak bisa kita beritahukan. Bagaimana kami membocorkan sesuatu yang bersifat pribadi?\” ujar Mustofa kembali.

Jawaban tersebut menurut Mustofa justru memicu berbagai dugaan dari masyarakat luas.

\”Para jurnalis meragukan, memang isu yang beredar di kalangan para jurnalis, bahwa hal ini berkaitan dengan cinta,\” katanya.

Terlebih lagi jika dikaitkan dengan sikap isteri Arya Daru pada malam hari sebelum jenazahnya ditemukan.

\”Apakah semalam sebelumnya, dua hari sebelumnya, saat tinggal di sana, begitu intenskah istri menelpon suaminya? atau ada hubungannya?\” katanya.

Dia juga menjadi penasaran mengenai seberapa tingginya keinginan Pita agar petugas pengelola kost selalu melakukan pemantauan terhadap kamar Arya Daru.

Mengapa ia terus-menerus mengejar petugas kost dan menjaga kamar tersebut hingga menggunakan sistem CCTV. Hal ini menunjukkan tingkat komunikasi istri melalui ponsel yang tidak wajar pada hari itu,\” ucap Mustofa lagi.

Mustofa juga mengira bahwa istrinya serta anggota keluarganya telah menyadari adanya permasalahan sebelum hari tersebut.

\”Maksudnya istri tersebut memeriksa setiap detik dan setiap menit kepada pengurus kost untuk melihat kondisi suaminya. Hal ini tidak secara jelas diungkapkan oleh pihak kepolisian,\” tambahnya, sebagaimana dikutip Tribun-Medan.com dengan judul
Siapa Sebenarnya Vara di Balik Kematian Diplan Arya Danu? dan Rahasia Orang Terakhir yang Dihubungi
.


4. Penjelasan Polisi

Kepolisian belum memberikan penjelasan yang jelas mengenai identitas Vara.

Kepolisian mengatakan bahwa hubungan antara Vara dan Arya Danu tidak dapat dipublikasikan karena termasuk dalam ranah pribadi atau rahasia.

Netizen mulai menyambungkan kematian Arya Danu dengan alasan cinta atau pihak ketiga.

Namun, pihak kepolisian memutuskan untuk menyembunyikan adanya hubungan spesial antara seorang perempuan bernama Vara yang pernah berada di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, bersama Arya Danu.

Kepolisian Daerah Metro Jaya memutuskan untuk merahasiakan keterkaitan Arya Daru dengan Vara demi menjaga kepentingan pribadi.

Ternyata juga diketahui bahwa Arya Daru pernah mengirim pesan WhatsApp yang tidak sengaja sebelum akhirnya ditemukan meninggal.

Belum jelas apakah Pita mengetahui tentang Vara dan Dion atau bukan.

Namun ketika dia ditanyakan tentang keterkaitan antara Arya Daru dan Vara, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (PMJ), Komisaris Besar Polisi Wira Satya Triputra menolak untuk memberikan informasi tersebut.

\”Masalah hubungan kami tidak dapat dijelaskan karena merupakan hal pribadi,\” ujar Wira Satya dalam konferensi pers pada hari Selasa (30 Juli 2025).

Saat dia ditanyakan mengenai isu munculnya pihak ketiga dalam hubungan antara Daru dan seseorang, Wira tidak bersedia memberikan tanggapan apa pun.

Bahkan pertanyaan mengenai pesan yang disampaikan dengan keliru oleh Arya Daru ketika sedang pergi ke bandara juga tidak mendapat jawaban yang jelas.

Mengenai bandara, para korban yang keluar dari Grand Indonesia naik taksi, namun setelah berkendara kurang lebih lima menit mereka meminta supir untuk mengganti jalur.

Tidak sampai pergi kemana-mana, terbaru hanya berjalan kaki sekitar 200 hingga 300 meter lalu membalikkan arah kembali ke Kementerian Luar Negeri,\” kata Wira.

Begitu pula dengan pesan WhatsApp yang terkirim oleh kesalahpahaman, Wira Satya tidak mengeluarkan pernyataan apa pun.

Dalam rekaman kamera pengawasan yang ditunjukkan oleh Polda Metro, tampak Arya Daru sedang menunggu kendaraan taksi.

Pada saat itu, Arya Daru berkata kepada istrinya bahwa dia sedang menunggu taksi.

Ternyata berdasarkan kesaksian seorang saksi, Arya Daru mengirim pesan WhatsApp secara keliru.

Berdasarkan rekaman CCTV, tampak korban sedang mengantri taksi Blue Bird yang membawa tas selempang serta tote bag, sesuai dengan keterangan saksi bahwa korban keliru dalam mengirim pesan WhatsApp,\” demikian bunyi keterangan pada foto tersebut.

Mulai dari saat itu, telepon seluler Arya Daru mengalami gangguan dan tak dapat dihubungi oleh istrinya sampai pagi berikutnya.

Karena tidak dapat menghubungi suaminya, Pita kemudian memanggil tukang jaga penginapan, yaitu Siswanto.

Tape terus-menerus menghubungi Siswanto dari malam sampai pagi hari berikutnya.

Perempuan dengan dua orang anak tersebut mulai meragukan letak sepatu yang berada di depan kamar Arya Daru.

\”Banyak terima kasih, Pak Sis. Minta maaf mengganggu. Tapi sepatu itu telah berubah, jadi tadi bapak pernah kembali kan, Pak?\” tulis Pita dalam pesan WhatsApp kepada Siswanto.


Trigger kematian Arya Danu?

Anggota Komisi Nasional Kepolisian Choirul Anam pernah menyampaikan petunjuk mengenai orang terakhir yang berbicara dengan Arya Daru.

Ia bahkan menyebut bahwa komunikasi menjadi pemicu kematian Arya Daru.

\”Bahkan dalam segala situasinya, selalu ada sebuah momen yang menjadi pemicu, dan salah satu momen paling penting sebagai pemicu adalah komunikasi terakhir,\” ujar Anam.

Dia menyampaikan bahwa komunikasi terakhir tersebut malah menimbulkan dampak yang mungkin bersifat traumatik bagi masa lalu.

Tetapi dia menyampaikan informasi seakan-akan pesan terakhir yang dimaksud tidak dilakukan kepada istrinya.
Namun demikian, ia memberikan data seperti halnya komunikasi paling akhir tersebut bukan ditujukan pada istrinya.
Ia mengungkapkan keterangan sehingga tampak jelas bahwa komunikasi terkahir yang disebutkan bukanlah antara dirinya dan istrinya.

Nanti akan dijelaskan oleh Polda Metro, karena bukan hanya melibatkan keluarga. Mudah-mudahan besok juga dapat diumumkan oleh Polda Metro. Namun momen ini merupakan kesempatan terakhir yang sangat penting, serta untuk menjelaskan mengapa memilih kematian. kata dia.


Kesimpulan Polisi

Direktorat Kepolisian Daerah Metro Jaya, yang menangani perkara ini, menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya unsur tindak pidana dalam kematian Arya Daru, dan sejumlah penjelasan mereka menuju kesimpulan bahwa kematiannya merupakan bunuh diri.

\”Pada kesimpulan hasil penyelidikan yang telah kami lakukan, kami menyatakan bahwa penyelidikan tersebut belum berhasil menemukan adanya tindak pidana,\” ujar Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Saat bersamaan, disampaikan hasil pengujian barang bukti digital berupa telepon genggam (HP). Arya pernah mengirim surel kepada lembaga amal yang menawarkan layanan kesehatan jiwa.

Saksi dari Tim Dittipid Siber Polda Metro Jaya, Aiptu Saji Purwanto menyebutkan bahwa surel itu awalnya dikirim pada tahun 2013.

Kami mendapatkan informasi tentang pengiriman surel yang dikelola atau dipakai oleh seseorang dalam bukti elektronik, dengan alamat yaitu daru_c@yahoo.com. Surel tersebut dikirim kepada sebuah organisasi nirlaba yang memberikan bantuan bagi individu yang sedang mengalami masalah emosional, merasa stres, dan putus asa, termasuk mereka yang berisiko melakukan tindakan bunuh diri,\” ujar Saji di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Delapan tahun setelahnya, pada bulan September hingga Oktober 2021, Arya kembali mengirim surat elektronik kepada lembaga amal itu.

\”Pokoknya sama saja, ada keinginan yang makin kuat untuk mengakhiri hidup akibat masalah yang sedang dihadapi,\” kata Saji.

Arya Daru sempat menyampaikan keluhan tentang keinginannya untuk menyelesaikan hidupnya dengan meloncat dari bangunan yang tinggi.

\”Berdasarkan informasi dalam surel tahun 2021, secara umum korban pernah menceritakan saat melihat bangunan tinggi dan berusaha menemukan cara untuk melompat dari atapnya,\” katanya.

Di samping itu, korban pernah berencana menyelam ke laut saat melihat pemandangan pantai.

\”Lalu, ketika memandang laut, saya merasa ingin tenggelam,\” kata Saji.


Keluarga Tidak Terima

Di rumah milik Arya Daru yang terletak di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pada hari Selasa (29/7/2025), anggota keluarga masih dalam kondisi kaget menghadapi wafatnya almarhum serta mengetahui hasil penyelidikan dari aparat kepolisian.

Benar, tadi telah menyampaikan tentang kejadian yang menimpa almarhum adik kami, saudara kami, Arya Daru Pangayunan. Mengenai hal itu, sesungguhnya saat ini kami masih dalam kondisi sulit. Masih merasa kaget,\” ujar Meta Bagus, kakak ipar Arya Daru.

Pada sesi tersebut, seluruh keluarga mendiang hadir secara lengkap. Jika sebelumnya kami telah mendengarkan penjelasan dari para pejabat terkait, hingga kini penyelidikan masih berlangsung dan kesimpulan yang diberikan pun masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut,\” tambahnya.

Keluarga saat ini berusaha mempertahankan keadaan batin dan pemikiran anak-anak yang ditinggalkan oleh almarhum.

Karena itu, dia yakin bahwa proses penyeledikan yang sedang berjalan bukanlah hal yang sederhana. Namun, pihaknya juga tengah mencoba melakukan pembicaraan mengenai pengambilalihan wewenang hukum guna meneruskan perkara ini.

Keluarga Arya Daru meminta para jurnalis serta masyarakat umum agar terus mendampingi proses penyelidikan kasus tersebut secara penuh perhatian, seimbang, dan tanpa prasangka.

Terlebih lagi, penyelesaian kasus ini dianggap belum selesai dan masih terdapat aspek-aspek lain yang perlu diteliti lebih lanjut agar dapat memperoleh hasil selanjutnya.

\”Sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh rekan-rekan media serta seluruh rakyat Indonesia terkait peristiwa ini, dan kami yakin bahwa kita semuanya merupakan bagian dari masyarakat ini yang meyakini bahwa keadilan adalah hak bersama,\” katanya.

Kelompok keluarga menolak hasil penyelidikan kepolisian, serta yakin bahwa Arya Daru meninggal bukan akibat bunuh diri.

\”Kami percaya bahwa almarhum bukanlah orang yang demikian,\” katanya, sebagaimana dikutip dari TribunJakarta.com dalam artikel dengan judul
Tantangan Baru dalam Perkara Kematian Duta Besar Arya Daru, Keluarga Tidak Menerima dan Mengeluarkan Pernyataan Resmi
.


Pernyataan Resmi

Keluarga juga merilis pernyataan resmi yang diungkapkan kepada para jurnalis, termasuk TribunJakarta pada hari ini, Rabu (30/7/2025).

Berikut isi pernyataan resminya:

PERNYATAAN DARI KELUARGA BESAR ARYA DARU PANGAYUNAN

Dengan tulus ikhlas, kami – seluruh anggota keluarga almarhum Arya Daru Pangayunan – ingin mengemukakan beberapa poin berkaitan dengan proses penyelidikan mengenai kematian Daru.

Kami meyakini bahwa setiap individu layak mendapatkan kejujuran, khususnya dalam hal seseorang yang sangat kami sayangi.

Oleh karena itu, kami sangat menginginkan agar proses penelitian ini dijalankan dengan teliti, lengkap, dan bertanggung jawab.

Maksudnya, kami menginginkan setiap informasi yang tersedia dapat diuji secara cermat dan transparan.

Kami juga berharap segala saran dari anggota keluarga—termasuk pengalaman serta pengetahuan yang kami miliki sendiri—bisa turut diperhitungkan.

Dan hal yang tidak kalah pentingnya, kami yakin proses ini akan dilaksanakan secara bertanggung jawab dan jujur oleh pihak-pihak yang

berwenang.

Untuk kami, Daru bukan sekadar seorang diplomat maupun pegawai pemerintah. Dia merupakan anggota keluarga seperti anak, suami, kakak, adik, serta teman dekat yang sangat kami cintai.

Selama hidupnya, dia diakui sebagai seseorang yang tekun dan mempunyai rasa empati besar terhadap sesamanya.

Kami memahami bahwa kejadian ini telah menarik perhatian masyarakat. Sebagai anggota keluarga, kami berkeinginan untuk ikut serta dalam proses ini dengan sikap yang positif, transparan, dan saling menghormati.

Kami juga meminta sahabat-sahabat media serta masyarakat umumnya turut mengawasi jalannya proses ini dengan penuh perhatian, informasi yang seimbang, dan pandangan yang objektif. Dukungan kalian seluruhnya sangat bermakna—bukan saja bagi kami sebagai keluarga, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang meyakini bahwa keadilan adalah hak bersama.

Kami yakin bahwa suatu saat kelak, kebenaran akan muncul secara jelas dan membawa keadilan serta kedamaian untuk Daru, maupun bagi kami yang tersisa.

Terimakasih telah memberikan doa, perhatian, serta segala bentuk dukungan yang selalu kami alami dari berbagai kalangan.

Hormat kami,

Suku besar Arya Daru Pangayunan


Disclaimer


Liputan di atas bukan dimaksudkan untuk memotivasi seseorang agar meniru perbuatan yang sama.


Kematian dengan cara bunuh diri dapat terjadi ketika seseorang sedang menderita gangguan kecemasan dan tidak mendapatkan dukungan dari siapa pun.


Jika kamu menghadapi masalah serupa, jangan putus asa dan tidak boleh memilih untuk berhenti menjalani kehidupan.


Anda bukanlah orang yang kesepian. Layanan bimbingan psikologis dapat menjadi opsi bagi Anda dalam mengurangi kecemasan yang sedang dirasakan.


Jika Anda membutuhkan layanan kesehatan mental atau ingin mengetahui beberapa pilihan layanan konseling, silakan kunjungi situs web Into the Light Indonesia yang tersedia di bawah ini:


https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Lanjutkan membaca berita terkini lainnya melalui channel berikut:
Channel WA
,
Facebook
,
X (Twitter)
,
YouTube
,
Threads
,
Telegram

Scroll to Top