Ekonom: KUR Tetap Jadi Penopang UMKM


infoaskara.com

JAKARTA — Lembaga Studi Ekonomi dan Hukum (Celios) menganggap Kredit Usaha Rakyat (KUR) tetap berperan kunci dalam memfasilitasi akses pendanaan bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah, khususnya pada bidang-bidang yang produktif.

Kepala Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menyampaikan bahwa walaupun begitu, beberapa kendala tetap menjadi hambatan dalam memaksimalkan program tersebut, terutama untuk pengusaha kecil dan sektor industri manufaktur.

Sebelumnya, selanjutnya, KUR telah cukup memberikan dukungan kepada pengusaha UMKM dalam memperluas bisnis mereka, namun masalah administratif masih menjadi tantangan pertama.

\”Umkm individu, khususnya yang berukuran mikro, masih kerap mengalami kendala saat mengajukan Nomor Induk Berusaha atau NIB serta membuka rekening bank, yang terkadang membutuhkan waktu cukup panjang,\” katanya, dilansir pada Senin (11/8/2025).

Selain itu, bimbingan terhadap nasabah KUR masih merupakan faktor penting yang belum sepenuhnya optimal.

Banyak pengusaha kecil masih kurang memahami keterampilan dasar dalam mencatat keuangan serta cara mengembangkan bisnis mereka.

Tanpa adanya pelatihan yang terus-menerus, lanjutnya, risiko keterlambatan pembayaran atau kebangkrutan bisnis tetap mengancam. Selain itu, hal yang mendapat perhatian ialah struktur pendistribusian KUR yang masih dikuasai oleh sektor jasa dan perdagangan.

\”Penyaluran KUR di bidang manufaktur perlu ditingkatkan, baik dalam hal proporsi maupun batas pinjaman. Sektor industri manufaktur nasional sangat penting guna mengganti ketergantungan terhadap barang impor serta meningkatkan daya saing pasar dalam negeri,\” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan bahwa usaha mikro dan kecil di Indonesia kini sedang menghadapi tantangan besar.

Ia berpendapat bahwa dalam kondisi perlambatan perekonomian dunia, penurunan kemampuan pembelian masyarakat, serta persaingan yang semakin ketat di pasaran, usaha mikro dan kecil harus menghadapi kenyataan terkait keterbatasan akses terhadap pendanaan, teknologi, pangsa pasar, maupun kualitas sumber daya manusia.

Laporan survei dari Asosiasi Pengusaha Indonesia mengungkapkan bahwa sebanyak 51% pelaku…
UMKM
Menghadapi hambatan dalam mendapatkan modal, 35% mengalami kesusahan memasuki pasar dan melakukan promosi, sementara hanya sekitar 7% mampu terkait dengan jaringan pasok industri utama.

Di sisi lain, menurut Shinta, UMKM merupakan tulang punggung yang diam dari perekonomian Indonesia, mampu menyerap 97% tenaga kerja serta berkontribusi sebesar 61% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.

\”Maknanya, jika tidak dikelola dengan benar, tantangan yang dialami UMKM bisa memicu dampak berantai terhadap ketahanan perekonomian negara. Perspektifnya perlu dirubah; UMKM merupakan aset penting yang seharusnya dikembangkan secara sungguh-sungguh dan berkelanjutan,\” ujar Shinta beberapa waktu lalu.

Scroll to Top