7 Pedoman Unik yang Perlu Dicoba bagi Pendiam Agar Hidup Lebih Berwarna, Kata Ahli Psikologi


infoaskara.com

Pernahkah kau merasa seolah menjadi pengamat dalam perayaan hidup orang lain? Sementara semua orang kelihatan asyik menikmati diri mereka, mungkin kau lebih suka berdiam di tepinya dan hanya melihat dari luar. Bila begitu, bukan cuma kaulah yang demikian.

Sebagai seorang ibu tunggal yang pemalu dan telah menghadapi banyak tantangan di rentang usia 40-an, saya sangat memahami bagaimana rasanya tinggal di dunia yang kadang terlampau keras, bising, dan cepat. Pada awalnya, saya merasa menjadi orang diam berarti harus menerima gaya hidup yang sederhana saja.

Namun setelah bertahun-tahun mengejar kegaduhan dunia luar, saya memahami hal mendasar ini: menjadi seorang pendiam tidak berarti kita perlu meredup. Kami masih dapat menjalani kehidupan dengan penuh semangat sambil tetap pertahankan jati diri kami.

Kuncinya adalah belajar untuk menghilangkan tujuh \”peraturan tersirat\” yang biasanya membatasi kita.

Berdasarkan kutipan dari laman Geediting.com pada hari Sabtu, 19 April 2025, berikut adalah beberapa pembelajaran tentang hidup dan psikologi yang telah aku rasakan manfaatnya secara langsung.


1. Sunyi Tidak Selalu Menandakan Lemah

Pernahnya, saya yakin bahwa menjadi pendiam dalam pertemuan bisnis menunjukkan kekurangan rasa percaya diri. Karena itu, saya berusaha mendorong diri sendiri agar lebih banyak bicara—walaupun terkadang merasa letih dan tak otentik.

Suatu hari, sang manajer berkomentar, \”Kamu selalu menghasilkan ide-ide hebat ketika sudah tidak bisa menahannya lagi.\” Pada momen itu, saya memahami bahwa kesunyian saya tak melulu menjadi keterbatasan, tetapi sebuah metode pemikiran yang kompleks.

Biarkan aku memiliki kesempatan untuk mengevaluasi dan merumuskan pemikiranku. Ini tidak semata-mata sebagai keterbatasan, tetapi sebenarnya merupakan sebuah kemampuan yang kerap diabaikan. Oleh karena itu, tak perlu malu jika engkau cenderung lebih banyak mendengarkan daripada berbicara terlebih dahulu. Terkadang, gagasan sederhana yang ada dalam pikiranmu dapat menjadi jawaban bagi mereka yang sedang mencari penyelesaian atas masalahnya.

Psikologi mengatakan: Orang introvert umumnya memiliki sensitivitas yang tinggi serta lapisan pemikiran yang dalam. Tidak banyak bicara tidak selalu menunjukkan rasa takut, tetapi seringkali merupakan indikasi bahwa Anda sedang mempertimbangkan hal-hal dengan lebih teliti daripada orang di sekitar Anda.


2. Hidup Sosialmu, Aturanmu

Pernah gak sih, rasanya bersalah pas pulang duluan dari acara perayaan itu, atau nyampainya engga ke ajakan nongkrong bareng temen-temen? Sama kayaknya deh sama pengalaman gua. Cuma tau-tau, ternyata bukan berati gua jadi orang yang kurang sosialisasi lho. Gua hanya membutuhkannya dalam metode lain untuk isi ulang tenaga dan semangat.

Carl Jung, seorang psikolog terkemuka, menjelaskan bahwa orang yang cenderung ke dalam (introvert) mendapatkan tenaga mereka melalui waktu sendiri. Di sisi lain, individu yang lebih suka berada di tengah-tengah kerumunan (ekstrovert) memperoleh energi dari interaksi sosial.

Oleh karena itu, jangan membiarkan orang lain menentukan waktu Anda untuk berbahagia. Jika Anda mau istirahat lebih cepat dan terbangun dengan pikiran yang fresh, silakan melakukannya. Hal ini bukanlah bentuk keserakahan. Sebaliknya, Anda cuma merawat kebutuhan diri sendiri.


3. Belum Tentu Setiap Hal Perlu Direspons dengan \”Ya\”

Pernah ada masa ketika saya selalu berusaha mengatakan \”iya\” pada setiap permintaan agar tampak dapat dipercaya, baik, dan… yah, \”normal.\”

Saya membantu menjual kue untuk acara sekolah, mengevaluasi pekerjaan teman sekelas, dan menerima proyek ekstra—meskipun saya telah merasa sangat lelah sebagai ibu tunggal.

Hingga akhirnya saya menyadari bahwa jika terus-menerus mengatakan \”iya\” untuk segala sesuatu, maka tidak akan ada tempat bagi saya untuk berkata \”iya\” pada hal-hal yang sungguh-sungguh penting dalam hidup ini.

Mengucapkan \”tidak\” secara halus tidak berarti Anda buruk. Ini menunjukkan bahwa Anda menjaga energi Anda. Cobalah katakan, \”Mohon maaf, saya belum memiliki cukup waktu sekarang.\” Halus namun tegas.


4. Jeda Tak Selalu Menandakan Kemalasan, Melainkan Investasi untuk Kehidupan

Saya pernah mengalami rasa bersalah ketika rebahan di Sofa untuk membaca buku. Pikiran saya menegur, \”Seharusnya kamu melakukan sesuatu yang lebih produktif!\”

Namun setelah itu, saya membaca tentang \”default mode network\”—sebuah bagian di otak yang menjadi aktif ketika kita beristirahat, dan malahan merangsang kreativitas.

Dari situlah, saya mulai dengan sengaja meluangkan waktu untuk hening seorang diri. Saya berjalan pelan-pelan sendirian, mencatat jurnal pribadi, atau sekadar duduk di teras rumah sembari meminum secangkir teh. Akhirnya, hasilnya adalah saya menjadi lebih konsentrasi dan tidak gampang marah ketika menghadapi hari yang padat.

Perhatikan: beristirahat tidak menunjukkan kelemahan. Ini justru dasar untuk menjaga keseimbangan mentalmu dan mempertebal ketangguhanmu.


5. Tidak Perlu Berpura-pura Normal

Pernahkah kau merasa terpaksa menyembunyikan keinginan untuk pergi ketika sebenarnya ingin meninggalkan kerumunan, tertawa bukan dari lubuk hati, atau berbincang hal-hal yang tidak penting?

Saya mengalami hal yang sama. Namun, ketika saya akhirnya berani tampil unik—mengemukakan pandangan yang tidak umum selama rapat kerja—Ibu rasanya hidup untuk kali pertama dalam diriku.

Jangan ragu untuk menunjukkan kepribadian yang berbeda. Malah, disinilah kunci keunikannya ada pada dirimu.

Jika Anda selalu berusaha untuk bergaul demi disukai orang lain, mungkin Anda akan kehilangan diri sendiri yang unik dan sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh dunia ini.


6. Anda Dapat Mengajukan Pertolongan

Introvert biasa dianggap \”mandiri\” atau \”kuat dalam diam.\” Namun terkadang hal ini menyebabkan kita merasa perlu untuk selalu menyelesaikan segalanya secara pribadi.

Dahulu kala, saya juga seperti itu. Hingga suatu hari anak saya menanyakan sesuatu yang bahkan saya tak paham. Barulah saya menyadari bahwa saya tidak dapat memikul beban dunia seorang diri.

Ketika saya memulai percakapan dengan sahabat mengenai bebannya, rasanya menjadi jauh lebih enteng. Berbagi tidak menunjukkan ketidakmampuan. Justru begitulah caranya kita terhubung melalui kekuatan satu sama lain.


7. Jangan Selalu Menyendiri Saat Sedang Bertumbuh

Sebagai seorang pemalu, saya ahli dalam memikirkan hal-hal mendalam. Saya dapat menyita waktu berjam-jam untuk membaca buku-buku tentang pembangunan pribadi atau mencatat catatan di jurnal saya.

Namun, saya pun menyadari bahwa perkembangan yang signifikan terjadi ketika saya membagikan perjalananku kepada orang lain. Sebagai contoh, sewaktu saya bergabung dengan komunitas penulisan daring dan menerima umpan balik. Hal itu bagaikan membuka jendela baru bagi saya.

Anda masih dapat berkembang dalam kediaman, namun jangan ragu untuk berbagi. Terkadang, bantuan sederhana dari pihak lain bisa menjadi loncatan signifikan dalam perjalanan hidup Anda.

Menjadi pendiam tidak menghalangimu untuk menjalani hidup secara maksimal. Anda masih dapat menjadi berani, tampil percaya diri, serta bersentuhan dengan lingkungan sekitar tanpa harus meninggalkan identitas asli Anda.

Pisahkan ketujuh hambatan tersebut, maka kau akan menemui jalan untuk merasakan kehidupan dengan lebih intens. Lebih mendalam. Dan menjadi pribadi yang lebih lengkap.

Anda tak perlu merubah jati diri Anda. Namun, Anda dapat memutuskan untuk tumbuh, dengan satu langkah kecil tiap harinya.

Sebab dunia tak membutuhkan banyak suara yang mencolok. Dunia menginginkan kedatangan yang damai namun bermakna. Seperti dirimu.

Apabila Anda menggemari tulisan ini, mohon jangan ragu membagikannya kepada teman-teman introvert lainnya. Bisa saja mereka tengah menanti kesempatan untuk merasakan semakin terlihat ciri khas diri mereka. ***

Scroll to Top