infoaskara.com
Petugas medis dari Rumah Sakit Persada yang bernama awalnya adalah AY, secara formal dilaporkan oleh pasien bernama QAR kepada Kepolisian Resort Kota Malang pada hari Jumat sore (18/4). Pelaporan tersebut terkait dengan tuduhan pelecehan seksual yang terjadi pada bulan September tahun 2022.
Hakim hukum QAR, Satria Marwan, menjelaskan bahwa kliennya awalnya meragukan tentang melaporkan dugaan penyiksaan oleh AY. Korbannya memerlukan waktu selama tiga tahun untuk mengumpulkan keberanian sebelum akhirnya berani bersuara.
\”Dia juga shock, ada kegelisahan apakah yang dilakukan ini sudah benar, tetapi kami meyakinkan bahwa langkah ini sudah tepat dan benar,\” ujar Satria ditemui awak media di Mapolresta Malang, Jumat (18/4).
Selanjutnya, walaupun dokter tersebut sudah diberhentikan sementara, Satria meratapi tindakan Persada Hospital yang sampai laporannya ke polisi, pihak rumah sakit ini belum juga berkomunikasi atau mengungkapkan permohonan maaf kepada para korban.
Menurut dia, manajemen Rumah Sakit Persada harusnya langsung mengucapkan permintaan maaf kepada para korban. Pasalnya, pihak yang diduga melakukan pelecehan adalah karyawan dari rumah sakit itu sendiri dan insiden tidak senonohnya juga terjadi di tempat tersebut.
\”Saya sangat menyesal, saya berpikir tak ada kerugian bagi rumah sakit untuk menjaga reputasi mereka dengan mengucapkan permohonan maaf, namun mengapa hingga kini belum ada tanda-tanda permintaan maaf?\” tambahnya.
Pada saat yang sama, setelah tiga tahun diam, QAR akhirnya bersikeras untuk menceritakan kembali pengalamannya yang menyakitkan yang terjadi pada bulan September 2022. Pada waktu tersebut, dia dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Malang dikarenakan oleh masalah sinusitis serta vertigo parah.
\”Bismillahirrahmanir rahim, dengan izin Allah saya mencoba untuk menyuarakan hal ini karena meningkatnya jumlah berita tentang kasus para dokter predator seksual yang terjadi belakangan ini. Saya hanya berharap tak akan ada lagi korban baru dari peristiwa seperti itu, apalagi menjelang insiden Tragedi Stadion Kanjuruhan,\” demikian tertulis dalam keterangan gambar tersebut pada hari Sabtu, 19 April.
Ketika sedang dirawat, QAR mengatakan bahwa dia menerimaperlakukan yang tidak menyenangkan dari pihak AY. Hal ini dimulai dengan pesan instannya yang terus-menerus, disuruh membuka bajunya dengan alasan memeriksa jantungnya, dan bahkan dicurigai telah mengambil foto bagian dadanya tanpa izin.