infoaskara.com
– Masalah kontaminasi makanan sekali lagi timbul. Kali ini mengenai sekitar seratus siswa dari SMP Negeri 35 di Bandung.
Menurut informasi dari TribunJabar.id, insiden itu terjadi pada hari Selasa (29/4/2025). Diduga, hal ini berawal setelah para siswa menikmati hidangan dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Kronologi Kejadian
Insiden tersebut terjadi di sebuah sekolahan yang ada di Jl. Dago Pojok, Ciblong, Bandung. Akibat peristiwa itu, 324 orang menjadi korban.
Di tempat tersebut, para siswa pernah merasakan sakit perut, diare, dan muntah setelah menikmati hidangan MBG. Ternyata, menu pada kesempatan itu terdiri dari nasi putih, makaroni dengan saus jamur, ikan kakap goreng keriting, tempe barbecue, sayuran campuran, serta melon sebagai pencuci mulut.
Bukan hanya siswa, kedua guru di sekolah menengah pertama tersebut juga mengalami gejala yang sama dan menjadi korban.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian, mengkonfirmasi kejadian tersebut.
Mereka dari Dinkes juga menyebutkan masih melaksanakan investigasi serta mencatat daftar para korban keracunan.
\”Bener itu (ketergantungan), kira-kira sekitar begitu (342 korban-red) karena kami masih menghitung, mungkin ada tambahan karena saya belum memeriksa lagi,\” jelas Anhar.
Setelah peristiwa itu, beberapa siswa mengambil langkah pengobatan mandiri dengan berkunjung ke rumah sakit atau klinik kesehatan masyarakat.
\”Banyak murid merawat diri mereka sendiri, beberapa pergi ke Puskesmas dan sebagian lain berkunjung ke dokter tetapi semua datang tanpa bantuan pihak lain. Hanya ada satu individu yang mendapatkan pengobatan dari Salamun karena sang ayah bekerja di sana; namun tak ada satupun yang harus menjalani rawat inap,\” jelas Anhar.
Namun demikian, Dinkes Kota Bandung pun menegaskan bahwa mereka akan tetap melanjutkan proses pengawasan.
Dinkes pun mengambil janji untuk memastikan para siswa yang terkena racun hingga mereka sepenuhnya sembuh.
\”Kami tetap akan memantau, termasuk para siswa yang mengalami keracunan,\” kata Anhar.
Saat ini, beberapa pelajar telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, namun mereka masih diperlukan waktu lengkap untuk beristirahat agar dapat kembali ke rutinitas pembelajaran normal. Di sisi lain, Kepala Distrik Coblong, Krinda menyampaikan bahwa pihaknya telah mencermati kejadian tersebut dan siap turut serta dalam pengawasan yang lebih intensif.
\”Kita selalu mengawasi bersama-sama,\” demikian kata Krinda seperti dilansir dari Kompas.com, pada hari Kamis tanggal 1 Mei 2025.
Krinda mengatakan bahwa tidak terdapat korban yang perlu diopname.
\”Alhamdulillah diberi obat untuk diare dan lain-lain akhirnya dapat kembali pulang,\” tambahnya.
Kecamatan Coblong sudah bekerja sama dengan Koramil, Polsek, serta Dinas Kesehatan Kota Bandung mengenai masalah tersebut. Selain itu, Danramil beserta Kapolsek juga melakukan kunjungan langsung ke tempat kejadian.
\”Kemarin, Danramil dan Kapolsek juga telah mengunjungi lokasi untuk memantau kondisi para siswa,\” jelas Krinda. (*)