Jejak Izin Pertambangan Nikel di Raja Ampat: Kontrak Karya Tercipta Sejak 1998

infoaskara.com.CO.ID, JAKARTA – Terjadinya aktivitas penambangan di wilayah Raja Ampat telah menarik perhatian publik. Hal ini disebabkan Raja Ampat terkenal sebagai destinasi pariwisata penting yang memerlukan pemeliharaan lingkungannya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa perusahaan pertambangan yang beraktivitas di Pulau Gag, Raja Ampat, adalah PT GAG Nikel. Perusahaan ini merupakan pemegang Kontrak Karya Generasi VII dengan nomor B53/Pres/I/1998. Badan usaha tersebut secara sah didirikan pada tanggal 19 Januari 1998 setelah mendapat persetujuan dari Presiden Republik Indonesia.

Menurut informasi yang diberikan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), pada awalnya, komposisi kepemilikan saham perusahaan tersebut mencakup Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN Pty. Ltd.) dengan 75% dan PT ANTAM Tbk dengan 25%. Akan tetapi, mulai tahun 2008, PT ANTAM Tbk telah membeli semua saham milik APN Pty. Ltd., menjadikan PT GAG Nikel sepenuhnya di bawah kontrol PT ANTAM Tbk.

Bahlil sudah memberikan putusan penangguhan sementara aktivitas operasional PT Gag Nikel. Dia mengirimkan regunya untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Bahlil menyampaikan betapa pentingnya konfirmasi di tempat secara langsung supaya dapat memahami situasi aktual, karena banyak laporan yang bertebaran di masyarakat.

\”Ketika lisensi perusahaan tambang dicairkan, saya tetap menjabat sebagai Ketua Umum HIPMI Indonesia, Ketua Umum BPP HIPMI dan belum bergabung dalam kabinet. Oleh karena itu, agar bisa mengerti situasi yang sesungguhnya, kita harus
cross check
untuk melihat keadaan yang sebenarnya dengan cara yang obyektif,\” terangnya ketika menghadiri konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, beberapa hari yang lalu.

Pada kesempatan yang sama, Bahlil menyangkal laporan tentang kegiatan tambang PT GAG Nikel yang katanya terjadi di Pulau Piaynemo. Pulau Piaynemo merupakan salah satu simbol wisata di Raja Ampat. Namun, kata Bahlil, operasi pertambangan sebenarnya sedang berjalan di Pulau Gag, yang lokasinya kira-kira 30-40 kilometer dari Pulai Piaynemo.

\”Kegiatan tambang berlangsung di Pulau Gag, tidak di Piaynemo seperti yang diperlihatkan dalam beberapa artikel yang telah saya baca. Saya kerap berkunjung ke Raja Ampat, khususnya pulau Piaynemo dan Pulau Gag, yang terletak sejauh antara 30 hingga 40 kilometer. Wilayah Raja Ampat memang merupakan area pariwisata penting yang wajib kita lestarikan,\” ungkap tokoh ini, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

PT Gag Nikel mengakui dan mentaati sepenuhnya keputusan Kementerian ESDM itu. Tim manajerial menyadari betul akan nilai transparansi serta kesesuaian dengan semua peraturan pemerintahan. Hal ini termasuk aspek-aspek yang menyangkut perlindungan alam sekitar dan kemampuan menjaga kesejahteraan penduduk dalam area kerjanya.

\”Gag Nikel sudah memegang semua izin operasional serta mengoperasionalkan aktivitas berkelanjutan sesuai dengan standar Praktek Pertambangan Baik. Kami bersedia memberikan setiap dokumen tambahan yang dibutuhkan untuk verifikasi kepada pihak Kementerian ESDM,\” ujar Plt Presiden Direktur PT GAG Nikel Arya Arditya dalam pernyataan formal, seperti dilansir pada hari Kamis (5/6/2025).

Gag Nikel juga aktif di area bukan cagar maupun Geopark UNESCO. Ijin kerja yang diperoleh Gag Nikel masuk ke dalam Zona Tambang Raja Ampat sesuai dengan perencanaan wilayah setempat. Berdasarkan Arya, pihaknya sudah melakukan koordinasi mendalam dengan Kementerian Lingkungan Hidup serta Kementerian Kehutanan guna memantau dan mengecek proses operasional pertambangan tersebut.

Dia menjelaskan bahwa sejak memperoleh persetujuan untuk mengoperasikan produksinya pada tahun 2017 dan dimulainya aktivitasnya di tahun 2018, Gag Nikel sudah mengeksekusi beberapa program keberlanjutan seperti misalnya:

1. Pemulihan Wilayah Aliran Sungai (WAS): Antara tahun 2018 sampai Desember 2024, kita telah melakukan pemulihan di seluas 666,6 hektar WAS, dari jumlah tersebut terdapat 231,1 hektare yang kini dipenuhi oleh tanaman yang telah siap diserahkan, 150 hektare sedang menjalani tahapan evaluasi, serta 285 hektare lainnya masih berada pada fase perawatan (P2).

2. Rehabilitasi Lahan Penambangan: Area rehabilitasi seluas 136,72 hektar (pada April 2025) telah ditanami lebih dari 350.000 bibit pohon yang terdiri atas 70.000 jenis tumbuhan endemic dan lokal untuk mendorong percepatan kembalinya kestabilan ekosistem.

3. Pelestarian Terumbu Karang: Dilakukan program penanaman ulang terumbu karang yang mencakup area sebesar 1.000 meter persegi di wilayah pesisir Raja Ampat. Aktivitas ini didukung dengan pemantauan setiap tiga bulan oleh tim dalam negeri serta evaluasi tahunan bersama Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, menunjukkan kerjasama antara dunia usaha dan pendidikan tinggi.

4. Pengawasan Mutu Lingkungan: Berdasarkan data dari tahun 2024, konsentrasi SO₂, NO₂, PM₁₀, serta PM₂.₅ yang dicatatkan di area dermaga, pertambangan, dan pada situs lubang tambang masih berada jauh dibawah tingkat ambang batasnya. Limbah air hasil operasional penambangan mempunyai nilai pH antara 7 hingga 8, dengan jumlah Total Suspended Solids (TSS) mencapai angka 5-27 mg/L (standar kualitas maksimal adalah 200 mg/L), sementara itu kandungan Chrome VI diketahui berkisar antara 0,03 sampai 0,07 mg/L (tingkat aman adalah 0,1 mg/L). Intensitas suara dalam semua zona pengamatan tidak melampaui level 70 dBA.

Tahap-tahap tersebut mengindikasikan keseriusan Gag Nikel dalam menjalankan kegiatan penambangan serta pengolahan nikel sambil tetap memperhatikan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. \”Aktivitas PT Gag Nikel di wilayah Raja Ampat membuktikan bahwa pertambangan dan konservasi dapat dilakukan secara bersama-sama berdasarkan konsep tanggung jawab,\” ujar Arya Arditya.

Scroll to Top