JAKARTA, infoaskara.com
– Ribuan hunian penduduk di Kampung Sawah, Penjaringan, Jakarta Utara, habis dibakar oleh siapaapi pada hari Jumat (6/6/2025). Kejadian tersebut bersamaan dengan peringatan Hari Raya Idul Adha tahun 2025.
Kebakaran di Penjaringan berlangsung precisely pada pukul 12:25 WIB. Berdasarkan video yang diterima oleh infoaksi.com, awalnya sekitar lima rumah diselimuti api membara.
Api mulai menghangatkan daerah atap rumah setengah tetap itu lebih dahulu.
\”Rumah warga menjadi objek kebakaran,\” demikian dinyatakan oleh Kasiops Sudin Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Gatot Sulaeman ketika dihubungi, pada hari Jumat.
250 keluarga terdampak
Wawan Hermawan dari Humas RT 17 menyebut bahwa sekurang-kurangnya 250 kepala keluarga terpengaruh oleh peristiwa kebakaran tersebut.
Menurut pantauan infoaskara.com di tempat kejadian, masyarakat tetap berada di tepi jalan di depan gang rumah mereka.
Mereka tampak mengawasi benda-benda berharga mereka yang masih dapat diselamatkan.
Sejumlah penduduk tetap asyik dalam upaya mengevakuasi furnitur rumah mereka, misalnya lemari, TV, kulkas, tempat tidur, serta berbagai barang lain.
Banyak penduduk tampak mengucurkan air mata sambil berhadapan dengan fakta pahit bahwa tempat tinggal mereka telah luluh lantak oleh api.
Tetapi, ada juga penduduk yang telah menyerah dan hanya menginginkan agar api segera redup.
\”Saya berharap agar api bisa segera redup,\” ungkap Warsi (54), salah satu penduduk setempat yang ditemui oleh infoaskara.com di tempat kejadian.
Gagal menyelamatkan benda bernilai tinggi tersebut.
Beberapa penduduk mengatakan tidak punya waktu untuk menyelamatkan benda-benda berharga mereka ketika terjadi kebakaran di Penjaringan.
Satu orang yang tinggal di sana adalah seorang wanita bernama Warni (54), yang tidak dapat menyelamatkan milik-milik berharga miliknya karena pada saat kejadian kebakaran tersebut, ia tengah tidak ada di rumah.
Ketika api mulai menjalar ke arah rumahnya, Warni tengah berada di tempat kerja. Tanpa ragu,Warni memutuskan untuk masuk ke dalam rumah demi menyelamatkan pakaian miliknya.
\”Maka, hanya baju lengan pendek saja yang saya miliki,\” ujar Warni.
Selanjutnya, ia segera berlari meninggalkan tempat tinggalnya akibat siulan api yang kian meluas.
Dia terpaksa meninggalkan benda bernilai tinggi miliknya yang lain karena tidak dapat pulang kerumahnya lagi.
\”Tiada barang berharga lain yang dapat diselamatkan kecuali pakaian saja,\” terangkan Warni.
Seorang warganegara lain bernama Jauhari (30) juga mengatakan tidak dapat menyelamatkan harta benda berharga ketika rumahnya kebakaran.
\”Tiada lagi, sudah habis. Jalannya pun sempit, jadi bagaimana lagi,\” kata Jauhari.
Jauhari menjelaskan bahwa ketika kebakaran melanda, penduduk segera berkumpul untuk menyelamatkan benda bernilai pribadi mereka menuju lokasi yang lebih aman.
Itu menyebabkan area jalan di depan rumahnya dipenuhi dengan benda-benda sehingga menjadi tidak nyaman. Sebaliknya, petugas pemadam kebakaran sedang mencoba menembus gang tersebut guna mengatasi siagaapi.
Bukan hanya Warni dan Jauhari, kebakaran yang terjadi di Penjaringan ini turut meninggalkan kesedihan pada Solihin (50).
Hunianya telah hangus terkena api hanya dalam waktu dua hari sejak sang istri meninggal dunia. Istri dari pemilik rumah tersebut baru saja wafat pada Rabu (4/6/2025).
\”Rumah ini sudah tidak memiliki apa-apa, tidak ada yang dapat diselamatkan,\” kata Solihin.
Pada saat kebakaran pecah, Solihin sedang menjalankan salat Jumat di mesjid yang berada di depan rumahnya.
Setelah menyelesaikan salat, ia kaget menyaksikan apinya yang dahsyat sudah menghanguskan total rumahnya. Ia tak dapat lagi memasuki tempat tinggalnya.
Pada saat yang sama, cucu dan putranya fokus untuk melarikan diri. Sehingga, harta benda berharga milik Solihin tak ada satupun yang dapat diselamatkan.
Kini, Solihin terus berduka karena tempat tinggalnya sekarang hanyalah sisa-sisa reruntuhan. Dia bahkan belum mengetahui harus pergi kemana untuk mencari perlindungan sementara.
\”Saya tidak tahu, masih belum yakin akan melarikan diri kemana,\” kata dia sembari berusaha menahannya air mata.
Hipotesis awal mengenai sumber api kebakaran di Penjaringan
Solihin mencurigai bahwa awalnya api berasal dari sebuah rumah di mana seseorang sedang mengolah kue.
\”Titik asal kebakarannya adalah saat rumah warga memasak kue dan pemiliknya meninggalkan tempat itu, kemudian api menyebar,\” jelas Solihin.
Solihin mengatakan kebakaran terjadi saat sebagian besar warga sedang menunaikan shalat Jumat di masjid. Ia mengaku terkejut saat kembali dari masjid dan mendapati rumahnya sudah dilalap si jago merah.
\”Setelah menyelesaikan shalat Jumat di masjid seberang, kami melihat api tersebut telah membesar. Ya, semuanya sudah terbakar,\” katanya.
Pada waktu yang sama, seorang penduduk lain berinisial Jauhari (30) menyampaikan bahwa ketika kebakaran terjadi, dirinya tengah tidur nyenyak.
Dia terjaga saat merasakan udara yang hangat dan memandang kebakaran hebat sudah menghanguskan sisi belakang rumahnya.
\”Waktunya sedang tertidur, tiba-tiba suara keras terdengar di bagian belakang rumahku, berasal dari warung mi,\” jelas Jauhari.
Akan tetapi, sampai sekarang penyebab tepat dari kebakaran di Penjaringan masih belum jelas.