Anak Anda Menderita Karies Gigi? Ini Dia Solusinya!

Mengenai masalah kesehatan, salah satu yang kerap terjadi pada anak adalah karies gigi. Karies gigi merupakan salah satu penyakit jangka panjang yang paling biasa ditemui pada anak-anak dalam masa sekolah.

Karies gigi yang tak diobati secara tepat bisa mengakibatkan rasa sakit, hilangnya gigi, atau bahkan kematian. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tingkat kejadian karies pada balita berusia antara 3 hingga 4 tahun adalah sebesar 81,5%, sementara untuk kelompok umur 5 sampai 9 tahun naik menjadi 92,6%.

PAFI dengan alamat website

http://pafilangsakota.org

Merupakan salah satu badan kesehatan utama di Indonesia yang sungguh prihatin akan kondisi kesegaran jasmani rakyatnya. Ikatan Apoteker Indonesia bertujuan guna mengoptimalkan standar dan kepiawaian para anggota mereka. Upaya tersebut dikerjakan agar apoteker senantiasa update tentang kemajuan dalam bidang perobatan secara umum.

PAFI Health Organization secara aktif berperan dalam menyediakan pendidikan untuk publik tentang faktor-faktor penyebab karies gigi pada anak-anak dan juga memberikan saran terkait obat-obatan yang dapat diambil oleh mereka yang menderita kondisi tersebut.


Apa yang menyebabkan timbulnya karies gigi pada anak-anak?

Secara keseluruhan, karies gigi merupakan suatu kondisi infeksi bakteria yang menghancurkan susunan jaringan keras dari gigi, dicirikan dengan adanya bercak putih yang bisa berubah menjadi lobang pada gigi (kavitas). Kondisi tersebut dipicu oleh bakteri pembuat asam, utamanya Streptococcus Mutans, yang melakukan fermentasi atas karbohidrat semacam sukrosa, fruktosa, serta glukosa, sehingga membuat tingkat pH dalam rongga mulut turun dan mendorong proses demineralisasi gigi melebihi proses remineralisasi. Di bawah ini adalah sejumlah faktor pemicu karies gigi pada anak-anak yang harus diketahui sebagai berikut:


Rutinitas memakan serta meminum hidangan yang manis-manis tersebut

Anak-anak biasanya gemar mengonsumsi makanan dan minuman manis seperti permen, coklat, kue-kue, soda, jus buah berperisa gula, serta susu manis. Zat gula tersebut bertindak sebagai nutrisi untuk jenis-jenis bakteria termasuk Streptococcus mutans yang ada dalam rongga mulut. Bakteri-bakteri itu akan fermentasi gula menjadi asam. Asam yang diproduksi merendahkan tingkat pH pada mulut dan mencetus degradasi lapisan enamel gigi, suatu kondisi prasehat yang bisa berkembang jadi kerusakan akibat karies.


Kejadian memberikan susu melalui botol atau dot saat akan tidur

Kebiasaan bayi menghisap botol yang berisi susu, jus, atau minuman manis lain ketika sedang tertidur dapat meningkatkan risiko terjadinya karies gigi dengan parah, sering disebut juga sebagai \’karies botol\’. Ketika si kecil dalam posisi tiduran, produksi saliva akan turun membuat proses pembersihan rongga mulut serta penetralan asam menjadi kurang efektif. Hal ini pada akhirnya memungkinkan gula-gula dari cairan tersebut melekat lebih lama pada enamel gigi dan merangsang pembentukan lubang.


Kesehatan mulut yang tidak terjaga dengan baik

Sering kali, anak-anak belum menguasai teknik menyikat gigi dengan tepat. Apabila ortu tidak memantau atau mendampingi proses sikat gigi mereka, plak berisi bakteri dapat terbentuk. Plak ini merupakan lapisan lengket di permukaan gigi yang menjadi sarang bagi mikroorganisme pembuat kerusakan pada gigi seperti karies.


Faktor genetik dan biologis

Banyak anak-anak bisa jadi punya predisposisi genetik yang bikin mereka lebih gampang dapat karies, misalnya karena produksi saliva yang sedikit atau mutu salivanya tidak bagus. Padahal, peran saliva itu penting untuk melindungi gigi secara natural dengan menghilangkan sisa makanan serta meredam keasaman mulut.


Kekurangan informasi serta partisipasi orangtua

Para orangtua yang tidak sepenuhnya paham akan kesesatan menjaga kesehatan gigi dan mulut si anak biasanya juga sedikit mempedulikannya. Ini mencakup perawatan kebersihan rongga mulut, asupan makanan bergizi, serta kontrol berkala di klinik gigi. Kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko anak terkena kerusakan pada giginya akibat bakteri.


Berikut beberapa pilihan obat yang sesuai untuk menangani karies gigi pada anak:

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) sudah mengerjakan studi lebih jauh tentang asal-usul karies gigi di kalangan anak-anak. Beberapa tipe obat berikut seringkali dipergunakan untuk memperkecil gejala karies gigi dan menangani situasinya bagi anak-anak mencakup:


1. Paracetamol

Beberapa jenis obat berbasis paracetamol seperti Termorex, Tempra, dan Sanmol Forte bisa membantu mengurangi rasa sakit dan panas tubuh yang biasanya disebabkan oleh kerusakan pada gigi. Ramuan ini cocok digunakan bagi anak-anak dengan umur antara 0 hingga 12 tahun; pastikan minumnya sesuai petunjuk dari apotekir Anda.


2. Cataflam drops

Cataflam drops merupakan obat yang memiliki kandungan kalium diklofenak, dipergunakan untuk menurunkan rasa sakit dari tingkat ringan sampai sedang pada anak berusia 6 tahun dan lebih tua. Dosis yang sesuai akan ditentukan oleh apoteker.


3. Ibuprofen

Beberapa macam obat dari kelompok ibuprofen seperti prisoris, fersifen, dan sirsiran sirop. Jenis obat ini memiliki khasiat sebagai anti-inflamasi, penghilang rasa sakit, serta penurun demam yang bisa membantu mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri gigi atau radang di kalangan anak-anak. Penggunaannya harus sesuai dengan umur dan bobot tubuh sang buah hati, dan kebanyakan dikonsumsi tiga sampai empat kali dalam satu hari setelah menyantap makanan.

Di luar penggunaan obat, terdapat metode alternatif lainnya dalam menangani karies gigi pada anak melalui cairan bilas mulut serta odol yang memiliki kandungan fluoride. Kedua hal tersebut efektif dalam memperkuat email dan mencegah penyebaran kerusakan akibat karietes. Tetaplah melakukan koordinasi dengan tenaga medis guna meraih takaran obat yang pas bagi si buah hati Anda.

Temukan data medis dan jasa apotek tanpa biaya dengan berkunjung ke

pafilangsakota.org

melalui smartphone Anda.

Scroll to Top