Ekspor Non-Tambang NTB Melesat, Kargo Laut Meroket


infoaskara.com

– Kepala BPS NTB pada pengumuman resmi tanggal 1 Juli 2025 menjelaskan perkembangan transportasi laut dan udara di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama bulan Mei 2025. Transportasi laut menunjukkan penurunan jumlah penumpang yang tiba sebesar 0,80% dari bulan sebelumnya (m-to-m) serta turun 4,59% dibanding periode sama tahun lalu (y-o-y), dengan total sebanyak 95.265 penumpang. Jumlah penumpang yang meninggalkan daerah ini juga mengalami penurunan sebesar 0,50%, yaitu menjadi 97.853 orang.

Namun, dari segi barang, terjadi peningkatan yang besar. Jumlah barang yang dikirim dari Nusa Tenggara Barat ke wilayah lain naik sebesar 69,67% dibanding bulan sebelumnya dan tumbuh 43,16% jika dilihat perbandingan tahunan, yaitu mencapai 241.618 ton. Komoditas utama yang diekspor meliputi jagung dengan volume 210.313 ton, asam sulfur 17.277 ton, beras, ikan, serta kacang-kacangan. Hal ini menunjukkan besarnya aktivitas produksi dalam negeri serta ketahanan komoditas NTB di pasar eksternal.

Di sisi lain, barang-barang yang diturunkan di Nusa Tenggara Barat, biasanya bukan hasil produksi setempat seperti batubara, semen, pupuk, bahan bakar minyak, serta kargo umum mencapai 250.857 ton, meningkat 9,09% dibanding bulan lalu meskipun mengalami penurunan 10,09% pada tahun ini.

Di sektor transportasi udara, terdapat pengurangan jumlah penumpang yang tiba dan juga yang meninggalkan bandar udara. Total penumpang yang tiba mencapai 86.144 orang, mengalami penurunan sebesar 10,49% jika dibandingkan dengan bulan April lalu. Sementara itu, penumpang yang melakukan perjalanan keluar turun lebih drastis yaitu sebesar 14,51%, sehingga totalnya menjadi 89.406 orang. Walaupun demikian, volume barang yang dikeluarkan dari pesawat meningkat sebanyak 13,86% hingga mencapai 535.701 kilogram, sementara barang yang dipasukkan ke dalam pesawat bertambah sebesar 2,07% menjadi 308.708 kilogram, meskipun kedua jenis tersebut mengalami penurunan cukup besar pada tingkat tahunan.

Pada sektor ekspor, Nusa Tenggara Barat mencapai angka sebesar USD 54,32 juta di bulan Mei 2025. Barang yang paling mendominasi adalah tembaga dari smelter dengan nilai sekitar USD 51,65 juta, dilanjutkan oleh mutiara ternak (USD 1,82 juta), serta ikan atau udang (USD 647 ribu). Tujuan utama pengiriman barang tersebut meliputi Cina, Korsel, Jepang, dan Amerika Serikat. Yang menarik, ekspor non-ekstraktif meningkat sebesar 558% dalam total periode Januari sampai Mei 2025, mengindikasikan peralihan NTB dari eksportir bahan mentah menjadi produsen barang olahan industri.

Di sisi lain, nilai impor Nusa Tenggara Barat pada bulan Mei mencapai 33,40 juta dolar AS, dimana mesin dan peralatan mekanis menjadi barang yang paling banyak diimpor (40,88 persen), disusul oleh karet (33,75 persen) serta alat elektronika dan bahan kimia. Mayoritas impor tersebut dikirimkan ke Benete, Kecamatan Sumbawa Barat, yaitu daerah yang merupakan pusat pertambangan dan pengolahan logam.

\”Barang-barang yang dikirimkan dari Nusa Tenggara Barat mencerminkan potensi luas di bidang pertanian dan industri. Tetapi, kita perlu memastikan kestabilan harga domestik sehingga inflasi bisa dikelola dengan baik, tanpa mengurangi motivasi para petani,\” kata Kepala BPS NTB.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga memperhatikan tuntutan para pemain industri smelter untuk tetap memberi izin ekspor konsentrat pertambangan secara bersamaan, karena kemampuan olah smelter saat ini hanya mencapai 25-30% dari jumlah keseluruhan 900.000 ton setiap tahunnya. Tanpa hal tersebut, gudang dengan kapasitas 300.000 ton khawatir akan cepat terisi penuh.

Informasi tersebut menggambarkan bahwa meski jumlah pergerakan penduduk menurun, sistem logistik serta aktivitas perdagangan internasional Nusa Tenggara Barat masih berjalan stabil, khususnya melalui ekspor yang tidak berasal dari sektor pertambangan dan penyebaran produk-produk daerah.

Scroll to Top