infoaskara.com
Persebaya Surabaya secara resmi telah memilih Eduardo Perez menjadi juru taktik utama mereka di Liga 1 Indonesia musim 2025/2026. Akan tetapi, terdapat detail unik yang segera mengundang sorotan: pengalaman kepelatihan Eduardo cukup pendek, dengan rata-rata bertahan selama 0,37 tahun saja.
Catatan tersebut memicu pertanyaan dari masyarakat tentang kemungkinan Eduardo Perez dapat melanjutkan masa baktinya dengan lebih lama di Surabaya. Ataukah dia bakal semakin menyumbang pada deretan jabatan kepelatihan yang berlangsung cukup sebentar dalam karirnya?
Di lingkungan sepak bola profesional, pelatih dengan durasi kepemimpinan kurang dari setahun umumnya mengindikasikan ketidakheladanan atau kebijaksanaan manajerial yang terburu-buru.
Namun dari sudut pandang yang berbeda, hal itu mungkin menandakan bahwa sang pelatih diperlukan untuk menjalankan tugas spesifik dalam jangka waktu pendek.
Eduardo Perez adalah familiar di kalangan pecinta sepak bola Indonesia. Dia sempat menjabat sebagai asisten pelatih untuk Persija Jakarta selama musim 2018/2019 dan kemudian menjadi pelatih utama bagi PSS Sleman di awal tahun 2020.
Akan tetapi, ketika mengelola PSS, dia hanya tahan selama sekitar 40 hari. Selepas itu, karirnya kembali ke Spanyol untuk melatih CP Villarrobiedo sebagai pelatih kepala serta koordinator tim muda.
Durasi terpanjang dalam mengasuh tim dia alami ketika menangani kiper-kiper untuk klub asal Spanyol, Girona FC, dengan waktu hampir mencapai dua tahun lebih. Bagian lain karier kepelatihanannya umumnya berisi periode-periode singkat, entah itu di tanah air atau pun negeri tersebut.
Apabila dihitung berdasarkan masa jabatannya mulai 2011 sampai 2025, rataratanya adalah 0,37 tahun atau kira-kira 4-5 bulan untuk setiap tim membuat angka tersebut cukup mencengangkan.
Banyak pelatih profesional yang jarang menunjukkan masa bimbingan sesingkat ini dengan konsistensi tinggi.
Eduardo Perez kini diandalkan menjadi pelatih kepala bagi Persebaya Surabaya dalam menghadapi Liga 1 Indonesia musim 2025/2026 serta kompetisi klub-klub terbaik ASEAN.
Dia diluncirkan sebagai pelatih kepala pada hari Selasa, 3 Juni 2025, oleh pihak manajemen Persebaya Surabaya.
Pada susunan tim kepelatihan yang dirilis, Eduardo bakal ditemani oleh dua pembantu pelatih yakni Shin Sang-gyu serta sang legenda dari Persebaya Surabaya, Uston Nawawi.
Posisi pelatih kiper saat ini diemban oleh Felipe Americo Martins Goncalves.
Eduardo kini berada di Surabaya dan segera mempersiapkan agenda untuk masa depan yang akan datang. Dia pun telah aktif mengevaluasi tim bersama para ahli analisis selama beberapa minggu belakangan ini.
Di akun Instagram miliknya, Eduardo mengungkapkan penghormatan serta motivasinya untuk mendorong Persebaya Surabaya meraih prestasi.
Dia mengatakan bahwa menjadi bagian dari keluarga Persebaya Surabaya merupakan sebuah kebanggaan yang luar biasa untuknya.
Eduardo menulis dalam unggahannya yang dipenuhi antusiasme bahwa ia hadir untuk menyumbangkan seluruh kemampuannya melalui usaha keras, penghargaan, serta komitmennya kepada Persebaya.
Dia pun mengakui kehebatan tenaga dari para penggemar Persebaya Surabaja yang luar biasa.
Diharapkan dukungan dari Bonek dan Bonita dapat memacu motivasi Eduardo menghadapi tantangan berarti di musim ini. Bisa bertahan melebihi rata-rata 0,37 tahun sudah merupakan prestasi tersendiri.
Terlebih lagi, masyarakat menyadari bahwa mempersiapkan tim seperti Persebaya Surabaya tidaklah gampang. Harapan besar dari para pendukung serta jajaran manajemen seringkali menjadi hambatan signifikan pada tiap musimnya.
Walaupun memiliki keragu-raguan terkait jangka waktu sebagai pelatih, Eduardo membawa bekal pengalamannya di Eropa dan Asia. Dia pun telah memperoleh sertifikat Pro UEFA, yang merupakan izin tingkat tertinggi bagi seorang instruktur sepak bola profesional.
Fakta ini dapat memberikan keunggulan dalam merancang strategi jangka panjang bagi tim Green Force. Akan tetapi, segalanya masih bergantung pada performa di lapangan serta bagaimana dia menyelesaikan harapan-harapan tinggi yang ada di sekitarnya.
Persebaya Surabaya belum merilis daftar lengkap pemainnya untuk musim 2025/2026 ketika memperkenalkan Eduardo. Tercatat hanya ada tiga pemainanyang baru saja bergabung, yakni Risto Mitrevski, Gali Freitas, serta Koko Ari.
Apabila tim yang dibentuk dapat segera memahami konsep-konsep dari Eduardo, kesempatan untuk berkompetisi di posisi tertinggi akan terbuka lebar. Namun bila hal itu tak berhasil dicapai, ada kemungkinan besar dia hanya akan menjabat sebagai pelatih dalam waktu singkat.
Tidak peduli apa hasil akhirnya, keputusan memilih Eduardo Perez telah membuka babak yang menggoda bagi musim baru Liga 1 Indonesia. Karir sang pelatih, yang biasanya berlangsung selama sekitar 0,37 tahun di Persebaya Surabaya, patut tetap kita ikuti.
Apakah Eduardo akan mengakhiri trend perpindahan singkatnya dan tetap bermain untuk Persebaya Surabaya dalam waktu yang lama? Atau malah dia hanya akan dikenang sebagai salah satu dari banyak pemain cepat keluar dalam sejarah tim kekuatan hijau ini? (*)