Kemacetan di Jalur Tol Dorong Kenaikan Emisi Hingga 57%, Ganggu Lingkungan


infoaskara.com,

JAKARTA— Emissions dari knpmotor diperkirakan berkontribusi sebesar 42% hingga 57% terhadap polusi udara selama musim kemarau.

Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Rasio Ridho Sani, menyebut bahwa pada kondisi ketika kualitas udara menurun di beberapa kota besar seperti wilayah Jabodetabek, emisi dari knalpot kendaraan memiliki kontribusi sebesar 32% sampai 41% selama musim hujan.

\”Selama musim kemarau, emisi dari kendaraan bermotor bisa meningkat hingga 42% sampai 57%, sehingganya ini amat penting,\” katanya seperti dikutip Antara pada hari Senin (28/4/2025).

Kontribusi polutan dari mobil bisa bertambah saat terdapat hambatan lalu lintas bahkan pada jalur toll.

\”Memang hal ini mengindikasikan adanya hubungan yang amat kuat antara polusi udara dengan emisi dari kendaraan bermotor,\” ungkapnya.

Mengingat beberapa daerah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, KLH mendorong partisipasi yang lebih luas dari para pemegang kontrak jalan tol agar dapat berperan sebagai manajer area dan membantu dalam usaha mengurangi polusi udara.

Ia mempromosikan pembuatan lebih banyak lahan terbuka berumput di daerah istirahat yang sering dikunjungi para pengemudi, serta menghijaukan jalur sejajar dengan jalan bebas hambatan melalui penanaman pepohonan demi menyerap karbon dioksida yang dikeluarkan oleh mobil.

Di luar itu, ada usaha untuk mengawasi kualitas udara di berbagai posisi guna mendukung pengamatan yang telah diselenggarakan pihak pemerintahan serta meringankan proses penandaian area penyumbang polusi secara tepat dan terkini.

Menurut dia, masalah kualitas udara merupakan salah satu fokus utama pihak berwenang terutama di perkotaan besar Indonesia seperti daerah Jabodetabek.

\”Kami berharap pihak manajemen jalan tol dapat ikut serta dalam langkah-langkah guna menjamin bahwa aktivitas pada jalur toll tersebut dapat mengontrol dampak lingkungan akibat dari pembangunan tol,\” katanya.

Menurut dia, jalan tol berperan signifikan dalam urusan transportasi serta membantu meringankan masalah kemacetan. Akan tetapi, ada kalanya jalan tol ikut menyumbang sebagai salah satu penyebab penghasilan gas rumah kaca (GRK) dan pencemaran udara.

Scroll to Top