Warta Bulukumba
– Langit Qatar masih tak berubah, tetap terik dan mendesak. Dalam sinar tersebut, timnas sepak bola Garuda mempersiapkan diri menghadapi hembusan kuat dari wilayah Asia Barat dalam upayanya mencapai impian tampil di Piala Dunia 2026.
Di sana pula, pada tanggal 8 sampai 14 Oktober mendatang, tim nasional Indonesia akan menghadapi dominasi sepak bola di wilayah Asia Barat dalam babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Setelah AFC secara resmi menyatakan bahwa pemisahan grup akan dilaksanakan pada tanggal 17 Juli, semangat para pendukung sepak bola tanah air pun mulai meningkat dengan pesat.
Pada sistem yang telah diubah ini, keenam tim dari posisi tiga dan empat dalam kelompok A, B, serta C—including Indonesia—akan dipisahkan menjadi dua divisi berbeda. Tim-tim yang menempati urutan pertama dan kedua pada masing-masing grup akan secara otomatis maju ke Piala Dunia 2026.
Bagian sisanya juga sangatlah penting. Dua tim peringkat kedua akan bertemu, dan sang juara dalam pertandingan ini bakal mendapatkan kesempatan pada babak playoff interkonfederasi—jalur yang rumit demi memperebutkan satu tempat tersisa di pentas global.
Semua pesaing Garuda sangat menakutkan.
Setiap calon pesaing yang bakal dijumpai timnas Indonesia memiliki latar belakang historis yang mendalam serta pencapaian-pencapaian nyata.
- Qatar, sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 serta pemenang Piala Asia pada tahun 2019 dan 2023.
- Uni Emirat Arab, juara pernah ikut serta dalam Piala Asia pada tahun 1996 dan juga mencapai babak semifinal di sejumlah turnamen berikutnya.
- Irak, pemenang Asia Tahun 2007 dan ikut serta dalam Piala Dunia pada tahun 1986. Oman telah memenangkan Piala Teluk sebanyak dua kali.
- Palestina, sebagai pemenang AFC Challenge Cup 2014 dan menampilkan performa luar biasa di fase kualifikasi.
Menantang mereka tidaklah gampang. Akan tetapi, semangat positif meningkat karena kemajuan besar dari tim besutan Patrick Kluivert. Pada ronde ketiga, Elang membuktikan diri dengan gigih melawan di Grup C. Tak cuma mental pertandingan yang berkembang, kekuatan individual dan strategi juga menjadi lebih tajam.
Perubahan strategi Timnas Indonesia di bawah asuhan Kluivert
Awal tahun ini sempat dipertanyakan untuk mengambil alih posisi Shin Tae-yong, Patrick Kluivert kian memperkuat keyakinan orang dengan cara yang pelahan. Saat ini, nama beliau mulai disanjungan oleh para pendukung Garuda, lebih-lebih sejak tampil dalam tiga pertandingan awal yang mencerminkan kemajuan berarti dari segi strategi dan skor.
Kluivert sebenarnya belum sepenuhnya mengungkapkan pewarisan taktis dari STY. Dia tetap menjaga formasi dengan tiga bek yang telah menjadi ciri khas tim nasional Indonesia. Akan tetapi, ketajamannya dalam menganalisis lawan serta berani membuat perubahan rincian strategi menonjol sebagai perbedaan utama.
Contoh yang paling jelas terjadi ketika berhadapan dengan China di Stadion GBK tanggal 5 Juni kemarin. Timnas Indonesia bertanding menggunakan formasi 3-4-2-1, bukannya 3-4-3 seperti kebiasaannya. Di dalam skema pertahanan three back ini, area tengah lapangan semakin ramai, membentuk rute umpan pendek antara para pemain seperti Ole Romeny, Egy Maulana, serta Ricky Kambuaya.
Kejelian Kluivert tidak hanya sampai disitu saja. Dia menunjuk Calvin Verdonk dan Jakub Siwuli sebagai full-back, dengan melihat kemungkinan ancaman serangan cepat Tiongkok dari sisi-sisinya. Pertahanan tiga pemain yakni Rizki Ridho, Jajah Idhes, serta Justin Hugner berhasil mendominasi pertandingan tersebut, menyegel barisan bertahan mereka dan mempertahankan keunggulan tipis 1-0 hingga wasit meniupkan peluit panjang penanda berakhirnya laga.
Ketegasannya dalam memilih pemain kenamaan seperti Mees Hilgers dan Kevin Diks pun menggambarkan sistem meritokrasi yang kuat di mana mereka yang layak akan mendapat kesempatan. Penilaian Kluivert bersifat obyektif, tidak hanya didasari oleh reputasi belaka.
Sekarang, tantangan yang sesungguhnya menghadangi di Qatar pada tanggal 8-14 Oktober 2025. Di babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk wilayah Asia, Tim Nasional Indonesia akan berjumpa dengan beberapa tim terbaik seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Irak, Oman, atau Palestina.
Runde keempat format kali ini tidak menyisakan tempat banyak bagi kesalahan. enam tim akan dipartisi menjadi dua kelompok. pemenang dari setiap grup otomatis maju ke Piala Dunia 2026. sementara itu, kedua peraih posisi kedua akan bersaing demi sebuah slot di pertandingan playoff antarkonfederasi.
Dengan sistim yang ketat ini, semua orang menyoroti betapa jauh perubahan yang dihasilkan oleh Patrick Kluivert dapat bertahan saat menghadapi tekanan nyata.
Penarikan undian bagi tim akan berlangsung pada tanggal 17 Juli nanti. Terlepas dari hasil apa pun, Tim Nasional Indonesia tidak dapat lagi diremehkan. Dengan taktik yang terencana dengan baik, ketersediaan pemain cadangan, serta arahan pelatih yang semakin memperlihatkan perkembangan positif, ini adalah momen Garuda untuk membentuk sejarah di langit Qatar. ***