Merinding Sepanjang Hidup? Mungkin Kebutuhan Emosionalmu Saat Kecil yang Hilang


infoaskara.com

Merasa menjadi beban untuk orang lain dapat melebihi sekedar perasaan buruk sementara. Biasanya, ini mencerminkan lukisan emosi yang telah terbentuk semenjak usia dini – luka yang timbul akibat ketidakterpenuhan kebutuhan emosi fundamental.

Apabila Anda kerap mengalami rasa tak layak, selalu menjadi beban, atau seolah-olah sebagai pengganggu bagi orang lain, ingatlah bahwa Anda bukannya sendiri. Lebih dari itu: perasaan tersebut dapat dimengerti dan dieksplorasi. Penyebab pokok salah satunya ialah ketidakmampuan memenuhi tujuh kebutuhan emosi dasar pada masa anak-anak.

Menurut informasi dari infoaskara.com yang diambil dari halaman Blog Herald pada tanggal 1 Mei 2025, dalam artikel kali ini, kami akan mengulas tujuh kebutuhan emosi tersebut, dampak absennya terhadap cara berpikirmu saat ini serta langkah-langkah apa saja yang dapat kamu ambil untuk memulai proses penyembuhan.


1. Permintaan untuk Pengakuan: Ketika Emosi Anda Selalu Dilewatkan

Pernahkah kamu merasa \”terlalu banyak\” saat mengungkapkan perasaanmu? Atau bahkan merasa tidak ada orang yang sungguh-sungguh mendengarkan atau menyadari apa yang sedang kamu alami?

Bisa jadi, Anda berkembang dengan kurangnya pengakuan emosional yang memadai.

Konfirmasi merupakan penerimaan atas kebenaran bahwa perasaanmu memang valid, berarti, serta patut untuk diperhatikan. Apabila buah hati tak menerima aspek tersebut, mereka akan mengasumsikan bahwa emosi adalah suatu beban. Hal ini pada gilirannya menjadi pandangan bawah sadarnya sampai tumbuh besar.

Sebagai akibatnya, mereka cenderung lebih banyak menyimpan perasaan, mengkritik diri sendiri, dan berpikir menjadi bebannya ketika ingin menunjukkan emosi yang dialami.


2. Keperluan untuk Diperhatikan: Saat Kehadiranmu Tak Pernak Terlihat Seutuhnya

Bukan berarti kamu harus selalu menjadi fokus utama. Namun, setiap anak memerlukaan untuk merasa hadir—untuk didengarkan, diamati, dan dihargai sebagai bagian yang penting.

Apabila sewaktu kecil Anda kerap kali disepelekan, diabaikan, atau baru dimintai bantuan ketika dibutuhkan saja, bisa jadi hal ini membuat Anda berkembang sambil berpikir \”saya kurang bernilai\”. Sehingga pada akhirnya, sebagai orang dewasa, Anda mungkin mengalami rasa diri yang tidak pantas mendapatkan penghargaan atau pertolongan serta sekali lagi… merasa seperti beban bagi orang lain.

Padahal, setiap orang butuh merasa dilibatkan dan diperhatikan, terutama oleh orang-orang yang mereka cintai.


3. Permintaan atas Rasa Amanemosi: Ketika Ungkapkan Perasaan Justru Dilihat Sebagai Lemah

Bayangkan pertumbuhan dalam suatu lingkaran di mana kamu merasa terancam untuk mengungkapkan perasaanmu—karena ketakutan akan penilaian, kemarahan, atau dilupakan. Ini adalah saat keamanan emosi menjadi sangat berarti.

Ketenteraman emosional merupakan perasaan bebas dan terlindungi dalam mengekspresikan emosi pribadi, tanpa khawatir akan mendapat hukuman atau dilecehkan.

Tanpa hal ini, anak-anak diajarkan bahwa menyatakan emosi merupakan suatu bahaya. Oleh karena itu tidak mengherankan, ketika menjadi dewasa, mereka tumbuh sebagai individu yang tertutup, dipenuhi dengan rasa cemas, dan merasa beban tersebut terlalu besar untuk dibagikan kepada orang lain.


4. Permintaan atas Kemudahan: Di Ketika Tak Ada Tempat untuk Beristirahat

Setiap individu memerlukan suatu tempat perlindungan ketika menjalani kehidupan serasa berat. Bagi para anak-anak, hal tersebut mencakup adanya figur orang dewasa yang dapat menyediakan perasaan tenang serta selamat sewaktu mereka merasakan takut, kesedihan, ataupun kebingungan.

Banyak orang dewasa yang tanpa adanya rasa nyaman ini cenderung memiliki kesulitan dalam mengatur emosi mereka, sulit untuk tenang di bawah tekanan, serta sering kali merasa bersalah saat meminta dukungan kepada pihak lain.

Terakhir, mereka mundur, menyembunyikan rasa sedih mereka sendiri, dan berpikir bahwa minta pertolongan adalah hal yang salah—karena khawatir akan dianggap mengganggu.


5. Pentingnya Penghargaan: Saat Pendapat Anda Terus Diabaikan

Respek tak sekadar berkaitan dengan tatakrama. Ini berarti memahami bahwa pemikiran serta emosi orang lain punya nilai, meski Anda mungkin tidak sependapat dengannya.

Anak-anak yang berkembang dalam lingkungan tempat mereka kerap diabaikan atau dianggap sebagai orang yang tidak mengetahui sesuatu, umumnya akan mempertahankan lukanya tersebut sampai usia dewasa.

Mereka berpikir bahwa pandangan mereka kurang penting, dan tiap kali hendak mengungkapkan sesuatu, selalu ada suara halus di dalam dirinya yang bertanya: \”Kenapa kau harus bicara? Bukankah hanya akan merepotkan?\”


6. Kepentingan dari Otonomi: Ketika Tidak Ada Jalan untuk Menjadi yang Dipilih

Sebagai anak-anak, kita harus diberi pelajaran untuk mengambil keputusan, melakukan kesalahan, serta mempelajari seluruh proses tersebut. Ini dinamakan sebagai otonomi atau memiliki kemampuan untuk merdeka dalam menjalani hidup kami masing-masing.

Apabila keperluan tersebut tak dipenuhi, maka Anda mungkin akan berkembang menjadi orang yang:

Takut mengambil keputusan sendiri

Meragukan kemampuan diri

Selalu memerlukan izin dari pihak lain

Setiap kali kamu memerlukan pertolongan, rasanya seperti menjadi bebannya karena menganggap diri sendiri kurang bisa berdiri sendiri.


7. Keperluan akan Kasih Sayang dan Perasaan Dimiliki: Saat Anda Tidak Pernah Merasakan Diakui

Tiap orang memerlukan perasaan diinggikan dan jadi sebagian dari suatu keseluruhan. Cinta serta pengakuan yang tak terbatas itu menghasilkan dasar yang kokoh untuk pertumbuhan emosi sang buah hati.

Akan tetapi, apabila sejak kecil Anda mengalami bahwa cinta senantiasa bergantung pada syarat-syarat tertentu—misalkan harus mencapai prestasi terlebih dahulu, harus \”terpilih\” lebih dulu, atau bahkan harus tenang tanpa keluhan—dapat dipastikan Anda akan berkembang sambil merasakan hal tersebut.

Kurang pantas untuk di sayangi

Harus terus membuktikan diri

Tidak pernah “cukup”

Perasaan itu mungkin akan selalu membayangi dan membuat Anda merasakan seolah-olah menjadi orang luar dalam hidup orang lain. Kondisi tersebut menyebabkan Anda merasa tak pernah \”cukup bernilai\” untuk mendapatkan cinta tanpa syarat.

Merasa seperti beban bukan salah Anda. Biasanya hal tersebut merupakan respon natural terhadap kebutuhan emosional yang belum terselesaikan sejak masa kanak-kanak.

Namun berita baiknya adalah? Kesembuhan memungkinkan. Anda dapat memulai dengan menyadari apa yang kurang, lalu pelajari cara memberikan hal tersebut kepada diri sendiri saat ini.

Menyembuhkan trauma masa kanak-kanak bukan masalah menyalahkan masa lalu, tetapi lebih pada menghentikan polanya supaya tidak lagi berdampak pada hari esok.

Apabila Anda mengalami beban, mulailah dengan sikap penasaran daripada perasaan bersalah. Anda pantas untuk dipahami, dimengerti, dinilai positif, serta dilindungi cinta—notanya tidak atas dasar apa yang telah Anda kerjakan, tetapi berdasarkan siapa diri Anda.

Dan yang paling penting: Anda tidak menjadi beban. Anda adalah seorang manusia. ***

Scroll to Top