TRIBUN-SULBAR.COM-
Gubernur Maluku Utara Sherly Laos, sebenarnya telah menjalani pengalaman hidup yang sangat pahit dan menyedihkan.
Perasaan bingung dan cemas muncul padanya usai keberangkatan suaminya, Beny Laos, dalam sebuah insiden kapal tanggal 12 Oktober 2024 lalu.
Dia mengalami rasa sakit hati dan kesedihan yang dalam karena keberangkatan sang suami yang dikasihinya cinta dan kasih sayang.
Meski menghadapi bencana tersebut, Sherly Tjoanda pernah berpikir untuk meninggalkan Maluku Utara.
Di samping itu, dia pun mengalihkan seluruh hartanya yang ada di Maluku Utara karena perasaan traumatik yang menutupi hidupnya pasca kedatangan Beny Laos.
(Note: There seems to be an error in your sentence; \”kedatangan\” usually means arrival which doesn’t fit well with loss of husband. I assumed you meant his departure.)
Sherly Laos berkeinginan untuk menetap di Jakarta bersama dengan anak-anaknya.
Sherly Laos mengatakan hal tersebut ketika tampil dalam Podcast YouTube Merry Riana.
Pada saat diwawancarai, Sherly Laos mengungkapkan tentang bagaimana dia dapat menerima dengan ikhlas nasib pahit yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya.
Sherly Laos menyatakan bahwa dia dapat menerima semuanya dengan lapang dada berkat daya tarik dari doa.
Beribadahlah, sesederhana itu, sehingga pada peristiwa tanggal 12 Oktober, aku berkata dalam hatiku, \’Aku tidak ingin kembali lagi ke Maluku Utara, Aku berencana menjual seluruh harta milikku di sana, dan ingin pulang demi tiga buah hati ku.\’
Meski begitu, saat menelepon saya mengatakan, \’Jangan khawatir, nanti ibu akan pulang segera dan setelah itu ibu tidak akan kemana-mana lagi\’.
\”Lalu keesokan harinya saat aku terbangun di pagi hari, perasaan kesal dan benci tersebut secara mengejutkan lenyap dengan sendirinya,\” jelasnya.
Perubahan Hidup Sherly Laos
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos alias Sherly Tjoanda, menceritakan tentang pergeseran signifikan dalam kehidupannya.
Kehidupan Sherly Laos benar-benar berbalik 180 derajat usai dilepaskan oleh suaminya, Benny Laos, yang meninggal akibat sebuah kecelakaan kapal di bulan Oktober tahun 2024 silam.
Dalam hitungan beberapa bulan saja, kehidupan Sherly Laos benar-benar berbalik 180 derajat.
Awalnya sebagai seorang ibu bagi tiga orang anak yang mendukung suaminya dalam karir politiknya, kini dia sendiri telah menempati posisi sebagai pemimpin daerah tersebut.
Sosok Sherly Laos
Sherly Laos atau Sherly Tjoanda adalah gubernur wanita pertama di Maluku Utara (Malut).
Pada hari Kamis, tanggal 20 Februari 2025, Sherly Laos secara resmi disumpah sebagai Gubernur oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam upacara pelantikan yang berlangsung di Istana Negara.
Sherly Laos beserta wakilnya Sarbin Sehe saat ini sedang berfokus pada pelayanan masyarakat di Maluku Utara serta mengembangkan wilayah mereka.
Sudah hampir tiga bulan dia mengelola pemerintahan, beragam program diciptakan untuk kemaslahatan serta kemakmuran penduduknya.
Sherly Laos baru-baru ini telah menyediakan perlindungan bagi 4.746 nelayan melalui BPJS Ketenagakerjaan serta memberikan beasiswa pendidikan senilai miliaran rupiah.
Secara sebenarnya, isteri dari tokoh politik Maluku Utara yang telah meninggal dunia, Beny Laos, tidak mempunyai dasar atau pengalaman dalam bidang politik.
Petualangannya menjadi calon gubernur Maluku Utara tidak terencana dari awal, berbeda dengan para kandidat lainnya.
Sebelum kejadian ledakan Kapal Bela 72 yang mengambil nyawa Benny Laos, suaminya, Sherly hanyalah ibu rumah tangga (IRT) yang memiliki tiga orang anak.
Selanjutnya, delapan partai politik yang sebelumnya menyokong Benny Laos menyarankan agar Sherly menjadi pasangan calon gubernur bersama Sarbin Sehe pada Pilkada Gubernur Maluku Utara tahun 2024 kemarin.
Seorang wanita keturunan Tionghoa yang dilahirkan di Ambon, Maluku, tidak terkenal layaknya sang suaminya dan lebih dikenali oleh segelintir orang saja.
Akan tetapi, dia selalu menjadi sosok pendamping yang setia bagi suaminya, baik dalam urusan bisnis maupun politik.
Menurut laporan dari Kompas.com, Sherly senantiasa tampil sebagai sosok yang teguh mendukung Benny Laos dengan keyakinan tinggi.
Pertama kali terjun ke dunia politik, Benny Laos mencalonkan diri sebagai wakil gubernur di Maluku Utara bersama pasangannya Samsir Andili pada tahun 2013.
Kekecewaan atas kekalahan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur tak mematahkan semangat Benny Laos untuk terus berdedikasi kepada rakyat.
Benny setelah itu mendaftar sebagai Calon Bupati Pulau Morotai tahun 2017 dan berhasil menjadi pemenang dengan suara tertinggi.
Pada masa jabatan Benny Laos sebagai bupati, Sherly mengambil alih posisi Ketua TP PKK Kabupaten Pulau Morotai dari tahun 2017 hingga 2022.
Sebagai istrinya seorang politikus, Sherly sering kali menemani sang suami di banyak acara kampanye dan sosial.
Dia terkenal dekat dengan komunitas lokal dan rajin membantu beragam kegiatan yang dicetuskan suaminya.
Di ranah bisnis, Sherly menempati posisi penting sebagai Direktur di PT Bela Group, suatu perusahaan yang dikendalikan bersama-sama dengan Benny.
Sherly pun turut menjadi ketua dari Yayasan Bela Peduli, organisasi yang berfokus pada program-program sosial seperti mendukung anak-anak tidak mampu dan jompo.
Di samping itu, Sherly juga menjadi bagian dari organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan turut serta dalam beragam aktivitas pengembangan masyarakat.
Dalam dunia pendidikan, Sherly meraih gelar Sarjana dari Universitas Petra Surabaya, konsentrasi utamanya adalah Manajemen Bisnis Internasional.
Dia kemudiannya meneruskan pendidikan dalam program ganda kredit di Universitas Inholland, Belanda, dan berhasil menamatkannya pada tahun 2004.
Walaupun Sherly tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun, berlawanan dengan keadaan suaminya yang adalah anggota Partai Demokrat, pengetahuannya serta dukungan terhadap Benny Laos selama ini memberikan pada Sherly sebuah pandangan dan antusiasme yang serasi dengan mantan suaminya tersebut.
Saat ini sebagai pemimpin utama di Maluku Utara, Sherly Laos telah mengembangkan dan melaksanakan berbagai proyeknya.
Sherly saat ini juga mengadvokasi agar Sofifi dapat diakui sebagai ibukota Malut dan bukan hanya sekadar kelurahan. Nantinya, Sofifi akan segera dikembangkan menjadi sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB).
.(*)
Artikel Sudah Dipublikasikan di TribunTernate.com dengan Judul :
Gubernur maluku utara sherly laos sempat ingin jual semua aset di malut mau pulang untuk anak saya