infoaskara.com
,
Jakarta
–
Dalam kedokteran, istilah
bayi tabung
dikenal dengan
in vitro fertilization
(IVF) yang berasal dari penyerapan kata dalam bahasa Latin.
Istilah bayi tabung populer dikarenakan proses pembuatan kehamilan yang melibatkan pertemuan antara spermatozoa dan ovum dalam suatu wadah khusus atau cawan petri, menggunakan bantuan tenaga medis di lingkungan lab. Nama \”bayi tabung\” sendiri lahir dari bentuk wadah penyimpanan tersebut yang menyerupai tabung, menjadikannya istilah umum bagi metode ini di kalangan publik.
Dilansir dari laman
Mayo Clinic
Bayi tabung direkomendasikan sebagai solusi bagi wanita berusia lebih dari 40 tahun yang mengalami masalah kesuburan. Proses ini melibatkan lima tahap perawatan medis.
Berikut adalah 5 langkah-langkah yang dilakukan dalam proses bayi tabung seperti berikan oleh
Healthline
.
-
Stimulasi
Biasanya wanita hanya melepaskan satu sel telur per siklus menstruasinya. Namun, dalam metode pembibitan bayi tabung diperlukan lebih dari satu sel telur agar memiliki kemungkinan besar mendapatkan embrio berkualitas. Oleh karena itu, staf medis meresepkan obat-obatan peningkat kesuburan guna mendorong pengeluaran sejumlah sel telur oleh tubuh. Saat rangsangan ini berlangsung, dokter akan menjalankan serangkaian uji darah serta pemeriksaan ultrasound rutin demi melacak perkembangan pelepasan sel telurnya.
-
Pengambilan Sel Telur
Selanjutnya, kita melakukan pengumpulan sel telur yang disebut dengan aspirasi folikel. Proses ini memerlukan tindakan bedah sederhana bersamaan dengan administrasi anestesi. Tim medis akan menerapkan tongkat ultrasonografi guna membimbing jarum melewati rongga vaginal menuju ovary dan masuk ke dalam folikel yang berisi sel telur. Kemudian, jarum akan digunakan untuk menarik keluar sel telur beserta cairannya dari tiap-tiap folikel.
-
Inseminasi
Pria yang bersangkutan harus menyediakan contoh cairan spermanya. Teknisis nantinya akan menggabungkan spermatozoa tersebut dengan ovum di laboratorium. Apabila proses ini gagal membentuk embrio, dokter bisa memilih metode ICSI sebagai alternatifnya.
-
Budaya Embrio
Tenaga kesehatan akan mengawasi perkembangan sel telur setelah pembuahan oleh spermatozoa guna memverifikasi apakah sel-sel ini terus membelah dan tumbuh. Mungkin pula embrio itu diuji untuk mendeteksi status genetiknya.
-
Transfer
Jika embrio sudah mencapai ukuran yang cukup, itu menandakan bahwa embrio tersebut siap untuk ditranplantasi. Proses transplantasi ini melibatkan transfer embrio ke rahim bisa terjadi antara tiga sampai lima hari pasca pembuatan fertilisasi. Dokter akan melakukan prosedur penanaman dengan mengenalkan sebuah kateter halus lewat vagina, melewati serviks sebelum akhirnya masuk ke uterus. Setelah posisi tepat, dokter kemudian akan merilis embrio di dalam rahim.
Kehamilan bisa dimulai ketika embrio melekat di dinding rahim. Ini biasanya memerlukan masa antara 6 sampai dengan 10 hari. Agar diketahui apakah proses transplantasi embrio berhasil atau tidak, dilaksanakan pemeriksaan darah.
Istiqomatul Hayati
dan
Naomy A. Nugraheni