Renungan Harian
Bruder Pio Hayon SVD
Hari Sabtu Suci Vigili
Sabtu, 19 April 2025
Bacaan I: Kejadian 1:1, 26-31a
Bacaan II: Kej. 22:1-2, 9a, 10-13, 15-18 dari Kitab Kejadian, Bacaan III: Kel. 14:15 – 15:1 dari Kitab Exodus
Bacaan III: Roma 6:3-11, Bacaan Epistola: Roma 6:3-11
Injil: Luk. 24: 1-12
Orang yang Hidup di Antara Orang-Orang Mati
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Dalam peringatan Sabtu Suci Vigili ini, kita mempertimbangkan teks-teks yang penuh dengan arti, yang mengantarkan kita dari proses pembuatan dunia sampai kekebangkitan Yesus.
Pembacaan-pembacaan ini mendorong kita untuk menyelami perubahan dari alam baka menuju hidup, serta dari kegelapan menuju cahaya.
Pada peringatan malam Paskah, terdapat sejumlah teks yang akan kami telaah bersama. Di dalam bacaan pertama: Kejadian 1:1, 26-31a, kitab Kejisan menceritakan tentang proses pembuatan alam semesta oleh Allah.
Pada pasal ini, dapat dilihat bahwa Tuhan menghasilkan umat manusia seraya mempertimbangkan bentuk dan wujud-Nya sendiri, serta menganugerahkan kepada mereka kendali atas semua makhluk hidup. Hal tersebut membuktikan seberapa penting tiap individu bagi-Nya dan bagaimana Dia telah merancang semesta secara sempurna. Keberadaan diciptakan sebagai titik permulaan untuk segala hal, menyimpan di dalam dirinya peluang serta aspek positif yang luas.
Pada bagian kedua dari pembacaan kita dalam Kitab Kejadian 22:1-2, 9a, 10-13, 15-18, dituturkan kisah pengorbanan Ishak oleh ayahnya, Nabi Ibrahim. Allah menantang kepercayaannya dengan perintah untuk mengurbankan putranya tersebut. Akan tetapi, di momen puncak, Allah menciptakan alternatif berupa seekor dombalah yang menjadi korban gantinya. Cerita ini secara kuat menceritakan tentang makna pengorbanan serta iman kepada sang pencipta.
Hal ini pun melambangkan korban Kristus yang bakal datang, di mana Ia menyerahkan diri-Nya demi keselamatan manusia. Sementara itu, ayat ke tiga dari Keluaran 14:15-15:1 mendorong kita untuk memikirkan iman, kekuasaan, serta kasih Tuhan yang membawa penyelamatan.
Setiap kali menghadapi suatu kesulitan, kita disadarkan akan pentingnya berkeyakinan bahwa Tuhan mampu melaksanakan perbuatan-perbuatan istimewa. Kita juga terpanggil untuk tetap mensyukuri serta membaktikan pujian kepada-Nya atas semua ciptaan-Nya.
Dan pada pembacaan keempat yang dikenal sebagai Epistola Roma 6:3-11, kita diajak mengenang bahwa melalui proses baptis, kita menjadi bagian dari kematian dan kebangkitan Kristus.
Orang-orang yang sudah dibaptis telah meninggalkan dunia dosa dan kini menjalani kehidupan di hadirat Tuhan. Inti dari iman Kristen ini adalah; kita bukan lagi berada dalam kesempadan kegelapan, melainkan telah diajak untuk merasakan cahaya serta anugerahan kehidupan baru.
Dan diakhir pembacaan Alkitab: Lukas 24:1-12, Injil Lukas mengisahkan tentang pemulihan Kristus dari kematiannya. Beberapa wanita yang menuju ke makam tersebut menemui batu pelindung sudah digerakkan serta seorang malaikat yang menyampaikan pesan bahwasanya Yesus telah terselamatkan dari alam kematian.
Mereka diberitahu tentang pesan Yesus yang sempat dikemukakan terlebih dahulu. Pencerahan Kristus merupakan pusat keyakinan kami, menggambarkan bahwa Ia masih berada di tengah-tengah mereka yang sudah meninggal. Hal ini menjadi jaminan bahwa maut tak lagi memegang kendali atasNya, serta untuk kami para penyandang iman, ajal hanyalah titik permulaan menuju kehidupan abadi.
Renungan dan pemikiran kita saat mempelajari kitab-kitab suci di Malam Paskah kali ini meliputi hal-hal berikut: Pertama, tentang Ciptaan dan Hidup: Teks perdana tersebut membawa kita kembali kepada penghargaan atas makna hidup.
Tiap individu dilahirkan dengan misi serta cinta dari Tuhan. Kami diundang untuk menghormati dan menjaga karya-Nya.
Kedua, Pengorbanan dan Iman: Cerita tentang Abraham dan Ishak mendorong kita untuk memikirkan pengorbanan yang telah kita lakukan dalam kehidupan ini.
Apakah kita mampu mengandalkan Tuhan saat menghadapi tantangan besar dan melepaskan hal-hal terpenting bagi diri sendiri? Ketiga, Kebangkitan dan Harapan: Kehidupan kembali Kristus membawa harapan segar kepada kita. Ingatan ini menginformasikan bahwa bahkan dalam kesempitan sekalipun, selalu ada sinaran cahaya. Adakah kita menjalani hari dengan optimis tentang bangkit dari kematian serta keabadian hidup?
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan bagi kami adalah sebagai berikut: Pertama, pesta Sabat Sucia Vigili mendorong kita untuk memikirkan kembali perjalanannya iman mulai dari awalnya diciptakan, melewati pengorbanan, sampai pada kebangkitan. Kedua, marilah kita menjadikan diri kita sebagaimana mereka yang yakin akan adanya Yesus, sang pemilik kehidupan baru serta harapan abadi, yang telah menemani manusia bahkan setelah meninggal dunia. Ketiga, dengan harapan besar, mari kita dapat turut bangkit bersama-sama dengan Kristus dalam rutinitas hidup kita sehari-hari.
(*)
Ikuti Berita infoaskara.comlainnya di
GOOGLE NEWS