INFORMASI SLEMAN – Walikota Sawahlunto, Riyanda Putra, secara resmi meresmikan Pameran Ekonomi Kreatif (Ekraf) sebagai bagian dari perayaan Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival (SISSCA) 2025 yang berlangsung di Lapangan Ombilin pada hari Jumat (5/9/2025) sore.
Acara pembukaan pameran ini juga dihadiri oleh Ketua DPRD Susi Haryati, Kepala Kejaksaan Negeri Sawahlunto Eddy Samrah Limbong, anggota forkopimda, Sekretaris Daerah Kota Sawahlunto Rovanly Abdams, Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi Tatang Sumarna, Kepala Dinas Pariwisata Adri Yusman, Ketua Pembina PKK Yori Riyanda, beserta beberapa pejabat daerah lainnya.
Setelah menghadiri pembukaan acara, Walikota beserta rombongannya melakukan peninjauan terhadap berbagai stan pameran. Barang-barang hasil karya lokal yang dipertontonkan meliputi songket, ikat, batik tanah liat, serta desain pakaian dari bahan songket. Berdasarkan informasi dari petugas yang diberi tugas oleh Dinas Perdagangan Koperasi, yaitu Riyan Fernando, terdapat sekitar 106 tempat usaha mikro yang tersusun rapi dalam area Expo Lapangan Ombilin.
Di samping itu, Kepala Dinas Pariwisata Adri Yusman menyebutkan ada sebanyak 30 tenda Ekraf yang ditempati pengusaha UKM berasal dari Sawahlunto, Kabupaten Solok, Sijunjung, Agam, serta Kota Bukittinggi.
\”Mereka telah kami bantu dalam memperkenalkan serta menjual hasil karya lokal,\” katanya.
Seorang pengrajin songket Silungkang, yaitu Vivi Elga Desmi dari
Palantai Songket Silungkang
menyatakan bahwa Ekraf merupakan peluang yang sangat berharga bagi usaha mikro dan kecil untuk memperluas jangkauan pasarnya.
\”Alhamdulillah, mulai hari pertama pelaksanaannya telah terjadi penjualan baik dari konsumen setempat maupun dari wilayah lain. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang menyelenggarakan acara Ekraf ini. Kedepan, kami berharap pameran ini dapat berkembang menjadi skala nasional,\” katanya.
Hentikan Musik Saat Azan
Kepala Sekretariat Daerah Kota Sawahlunto, Rovanly Abdams menyampaikan bahwa menjaga kehormatan waktu ibadah sangat perlu dilakukan. Ia memberi tanggapan atas usulan warga untuk menghentikan alunan musik di panggung utama saat adzan dikumandangkan, khususnya lantaran letak pameran yang dekat dengan Masjid Nurul Ikhlas.
\”Ia telah memperingatkan para musisi di panggung utama untuk berhenti membawakan lagu ketika adzan, sehingga jemaah tidak terganggu,\” katanya.
Pada sebelumnya, masyarakat dan petugas masjid pernah memberi teguran terhadap tampilan grup musik yang masih melanjutkan pertunjukan ketika mendekati waktu shalat Jumat dan Asar. Warga Tanah Lapang serta jemaah Masjid Nurul Ikhlas berharap agar dalam setiap acara yang digelar di Lapangan Ombilin dapat memperhatikan waktu ibadah dengan sementara mematikan alat pengeras suara.