Rose BLACKPINK Mundur dari KOMCA: Perjuangan Melawan Ketidakadilan Royalti


infoaskara.com

Keadaan yang dialami oleh komposer musik di Korea Selatan sekarang ini mengundang keprihatinan yang serius.

Di belakang kemegahan global industri K-pop, ada perbedaan yang signifikan dalam distribusi laba dari jasa streaming musik.

Alasan utamanya adalah karena sistem distribusinya yang tampaknya kompleks dan kurang efisien.

Komposer dan penulis lagu di Korea menerima porsi royalti yang sangat kecil dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di negara lain.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Asosiasi Hak Cipta Musik Korea (KOMCA) menunjukkan bahwa hanya sekitar sepuluh persen dari pendapatan streaming masuk ke tangan pemilik hak cipta.

Sebagai pembanding, pembuat konten di Amerika Serikat dapat memperoleh porsi yang lebih besar, sementara di Eropa persentasenya justru semakin meningkat.

Layanan digital dalam negeri seperti Melon mendapat bagian yang lebih besar dari total pendapatan, melebihi rata-rata global.

Keberadaan banyak pihak perantara turut memperparah masalah ini, karena setiap tahapan distribusi turut mengambil bagian dari pendapatan.

Di beberapa negara lain, umumnya artis hanya berkolaborasi dengan seorang penerbit utama saja, yang membuat manajemen royalty menjadi lebih mudah dan adil.

Inilah alasannya yang kuat mengenai keputusan Rosé, seorang member BLACKPINK, untuk meninggalkan sistem KOMCA.

Mengingat bahwa mayoritas pemasukannya datang dari luar negeri, sistem domestik malah mengurangi pendapatannya secara bersih karena adanya pemotongan bertingkat.

Banyak analis percaya bahwa transformasi sistem amat penting supaya para pembuat musik dalam negeri dapat memperoleh kehidupan yang layak melalui ciptaan mereka. ***

Scroll to Top