SEPUTAR CIBUBUR
– Pada masa di mana kemajuan teknologi digital dan game online semakin menguasai kehidupan anak-anak, permainan tradisional tetap merupakan sebuah warisan budaya yang bernilai tinggi.
Sebuah contoh lainnya adalah permainan Tradisional Tali Tengah, yaitu adaptasi setempat dari game Gobak Sodor yang biasanya dilakukan oleh para remaja di daerah Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Game ini tidak sekadar alat hiburan, melainkan telah menjadi elemen dari jati diri budaya komunitas setempat yang menghargai kolaborasi, ketulusan, serta kepintaran.
Mengenal Tali Tengah
Permainan Tali Tengah adalah olahraga di lapangan yang dilakukan oleh dua regu anak-anak dengan peserta yang sama banyaknya, umumnya terdiri dari lima sampai tujuh pemain setiap regunya.
Permainan ini dimainkan di area terbuka yang telah ditandai dengan garis pembatas, menghasilkan persegi panjang besar serupa dengan bidang permainan Gobak Sodor biasa.
Akan tetapi, ciri khusus dari hal ini terletak pada pita atau garis imaginernya yang membelahi lapangan bermain, menjadikannya sebagai pembatas vital serta arena strategis.
Permainan Tali Tengah berdasarkan pada konsep dasar:
Satu kelompok ditugaskan untuk mengawasi perbatasan.
, sedangkan
Tim lawan perlu berusaha masuk ke zona pertahanan lalu kembali ke posisi semula tanpa terkena sentuhan.
oleh penjaga.
Apabila seorang pemain serangan dari sebuah tim berhasil melewati barisan pertahanan lawan menuju bagian belakang lapangan dan kemudian kembali aman ke posisi semula, maka tim tersebut dinyatakan sebagai pemenang.
Asal-Usul dan Nilai Budaya
Walau belum memiliki informasi yang jelas tentang waktu tepatnya game tersebut dimulai di Raja Ampat, ternyata permainan itu sudah menjadi elemen dalam kegiatan anak-anak desa-desa pantai selama bertahun-tahun.
Istilah \”Lidi Tengah\” berasal dari lini tengah dalam permainan, yang merupakan titik fokus, melambangkan keseimbangan dan pembatas antara strategi dengan keberanian.
Game ini seringkali dimainkan pada waktu senja, setelah anak-anak menolong orang tu mereka di sawah, di perairan, atau sesudah les belajar selesai.
Tali Tengah bukan sekadar menghadirkan hiburan, melainkan juga memperkenalkan nilai-nilai krusial seperti kerjasama kelompok, berani, fair play, serta ketangkasan dalam menganalisis kondisi dan bertindak dengan sigap.
Strategi dan Aturan Main
Mirip seperti Gobak Sodor secara umum, game ini mengharuskan pemain untuk menggunakan strategi serta bekerja sama dalam tim.
Pasukan pengawal perlu mampu membedakan tanggung jawab mereka dengan teliti supaya tiap jalur dapat dilindungi dengan optimal, terutama talang tengah yang merupakan zona paling penting.
Pengawas di lapangan umumnya merupakan bagian dari regu yang paling gesit dan responsif, sebab banyak pertarungan sengit kerap berlangsung di area ini sehingga dapat mempengaruhi arus permainan.
Sementara itu, tim penyerang harus mampu membaca celah dan berkomunikasi secara cepat satu sama lain.
Mereka perlu dapat mengelabui petugas, menerapkan taktik distraksi, serta mempertahankan irama supaya sanggup melewati batas tersebut tanpa terdeteksi.
Fasilitas Pendidikan dan Pembentukan Karakter
Tidak hanya sebagai hiburan, permainan tali tengah juga merupakan alat untuk mendidik karakter.
Di dalam game tersebut, si kecil akan mempelajari nilai dari merancang taktik, berani bertaruh, serta mencermati kontribusi anggota regu lainnya.
Mereka pun mendapatkan pelajaran untuk menyeimbangkan emosional mereka, merespons kegagalan dengan baik, dan bersimpati pada teman-temannya yang tersingkir atau kalah di dalam permainan.
Orangtua dan guru di Raja Ampat sering mengajak anak-anak bermain Tali Tengah, khususnya sebagai pilihan olahraga outdoor yang bermanfaat dan ekonomis.
Banyak sekolah juga mengintegrasikan game tersebut ke dalam daftar aktivitas ekstrakurikuler untuk melestarikan warisan budaya setempat.
Upaya Pelestarian Permainan Tradisional
Dengan berjalannya waktu, permainan tradisional seperti Permainan Tali Tengah kian sulit ditemukan.
Kedatangan peralatan elektronik serta kurangnya area untuk bermain di desa-desa pantai merupakan hambatan terbesar.
Meskipun demikian, beberapa masyarakat adat dan sekolah di wilayah Raja Ampat telah mulai berusaha untuk membangkitkan kembali permainan tradisional melalui acara seperti Festival Kampung, Kompetisi Permainan Tradisional Masyarakat, serta dalam kurikulum pendidikan kebudayaan mereka.
Tali Tengah dijadikan ikon yang menunjukkan bahwa permainan tradisional tetap memiliki nilai dalam bidang pembelajaran, pengembangan kepribadian, serta pemeliharaan warisan budaya setempat.
Dengan bermain game sederhana ini, para anak di Kepulauan Raja Ampat tak sekadar terhibur, melainkan juga mendapatkan pelajaran tentang nilai-nilai mulia yang akan menemaninya tumbuh menjadi orang dewasa. ***