Terpopuler Nasional: PSU Pilkada di Banjarbaru dan Perselisihan MBG



infoaskara.com


,


Jakarta


– Beberapa kejadian politik dan fenomena masyarakat tetap menjadi sorotan publik. Penyelenggaraan Rekapitulasi Suara (
PSU
), fenomena bau gas menyengat yang menyebar di wilayah Bekasi, hingga kisruh makan siang bergizi (
MBG
) menjadi yang paling menarik perhatian publik.

Berikut adalah tiga laporan berita terpopular di bidang nasional pada hari Sabtu, 19 April yang kami rangkumkan.
Tempo
:


PSU di Banjar Baru, Lisa-Wartono menang telak dalam pemungutan suara di tempat pemilihan terdekat dengan kediamannya dibandingkan pilihan kosong.

Hasil sementara dari pemungutan suara ulang untuk Pilkada di Kota Banjarbaru telah dimulai terlihat sejak beberapa TPS, pada hari Sabtu sore tanggal 19 April 2025. Di dalam proses PSU ini di Banjarbaru, pasangan calon nomor urut satu yang berisi Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarbaru yaitu Erna Lisa Halaby – Wartono, bersaing dengan tidak ada lawan atau dikenal sebagai \’kotak kosong\’.

Rahmadi yang juga dikenal sebagai Engot, koordinator gerakan masyarakat peduli demokrasi Banjarbaru, menyampaikan bahwa jumlah suara untuk pasangan calon Erna Lisa-Wartono serta surat suara golput memiliki kekuatan yang setara di TPS 26 Sungai Besar, Kecamatan Banjarbaru Selatan. Erna Lisa Halaby ikut berpartisipasi dalam pemilihan di lokasi itu. Dia menegaskan, \”Pasangan Lisa-Wartono mendapat 175 suara sementara kotak kosong juga meraih angka serupa yaitu 175 suara. Hasilnya seri,\” ujarnya saat memberitahu hal ini kepada media.
Tempo
, Sabtu, 19 April 2025.

Di TPS 13 Kelurahan Kemuning, Kecamatan Banjarbaru Selatan, pasangan Erna Lisa-Wartono mengalami kekalahan yang cukup besar dibandingkan dengan golongan putih atau tidak memilih. Wartono sendiri adalah orang yang melakukan pencoblosan di tempat itu. Pasangan Erna Lisa-Wartono mendapatkan total 108 suara, sementara jumlah surat suara kosong berhasil menyentuh angka 186.

Dia menerima informasi tentang adanya indikasi money politics yang disampaikan melalui pembagian Zakat di suatu Rumah Tahfiz Al-Quran sebelum pemilihan susulan Pilkada Kota Banjarbaru. Rahmadi sudah melaporkan kasus ini kepada Badan Pengawas Pemilu Provinsi Kalimantan Selatan pada hari Senin tanggal 14 April kemarin. Dia memiliki bukti berupa gambar dan rekaman dari insiden dugaan money politics itu. \”Mereka berkunjung ke beberapa rumah serta membuka posko,\” ungkap Rahmadi, seraya menyebut bahwa jumlah uangnya berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp500 ribu untuk setiap individu.

Penelusuran
Tempo
Dikutip dari Posko Pemenangan Erna Lisa Halaby-Wartono yang berada di bawah Tim Dozer pada hari Sabtu sore, perhitungan cepat sementara menyatakan bahwa Erna Lisa-Wartono memimpin di Kecamatan Cempaka, Landasan Ulin, serta Liang Anggang.

Suara untuk kotak kosong mendominasi sementara di Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Banjarbaru Utara. Sejauh ini, telah terkumpul 289 suara dari total 397 Tempat Pemungutan Suara (TPS), yang setara dengan 72,80 persen.

Di Kecamatan Cempaka, pasangan Lisa-Wartono mendominasi dengan perolehan suara 61,62%, diikuti oleh kotak kosong yang meraih 34,93% dan 3,44% suara dinilai batal. Sementara itu, di Landasan Ulin, Lisa-Wartono masih menjadi pemenang dengan raihan 54,51%. Kotak kosong berada di posisi kedua dengan 42,53% suara, dan sisanya yaitu 2,95% dicatat sebagai suara yang batal.

Di Kecamatan Liang Anggang, pasangan calon Lisa-Wartono mendapatkan 56,83% dukungan dari pemilih, sementara itu surat suara kosong menerima 38,86%, dan yang batal atau tidak valid sebesar 4,31%.

Suara pasangan Lisa–Wartono malah berada di posisi terakhir di Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan. Di wilayah Banjarbaru Utara, kotak kosong berhasil memimpin dengan 52,79% suara. Sedangkan Lisa–Wartono mendapatkan 44,38%, dan ada pula 2,95% surat suara yang batal atau tidak sah.

Di Banjarbaru Selatan, kotak kosong mendominasi dengan perolehan 53,81%, sementara pasangan Lisa–Wartono meraih 42,88% dukungan dari pemilih. Suara yang tidak valid menyumbang sebesar 3,31%.


Penduduk di Bekasi mengeluhkan aroma yang menusuk hidung, PGN menjamin tidak adanya kebocoran gas

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengonfirmasikan bahwa tak terdapat kebocoran dalam sistem saluran pipanya. Konfirmasi tersebut diberikan setelah beberapa penduduk di berbagai daerah Bekasi melaporkan penciuman aroma tajam mirip dengan gas yang membocor, mulai dari Jumat malam tanggal 18 April 2025.

Area Head PGN Bekasi Maisalina menyampaikan bahwa mereka segera mengirim tim untuk melakukan pengawasan lapangan usai mendapat kabar tersebut. \”Tim kami telah memeriksa keseluruhan sistem dan ternyata tak ada indikasi bocornya pipa,\” ujar Maisalina dalam pernyatannya pada hari Sabtu, tanggal 19 April 2025.

Dia juga menyebutkan bahwa berdasarkan pengawasan tim PGN bersama warga setempat, aroma yang kuat mirip gas bocor kini telah hilang. Meskipun begitu, untuk melindungi keselamatan publik, Maisalina mengonfirmasi bahwa mereka akan terus melakukan pemantauan intensif serta bekerja sama erat dengan otoritas terkait.

PT PGN (Persero) Tbk pun meminta agar masyarakat secepatnya memberitahukan hal tersebut.
Contact Center
135 apabila mendeteksi aroma gas atau merasakan situasi yang mencurigakan di area seputaran instalasi. \”Keamanan serta ketahanan dari struktur dasarnya adalah hal utama kita untuk mempertahankan kelancaran penyediaan tenaga kepada publik,\” ungkap Maisalina.

Keluarnya keluhan masyarakat tentang aroma yang sangat menusuk hidung serupa dengan bau gas bocor sempat menjadi perbincangan hangat di platform media sosial. Menurut kepala seksi dari Bagian Rekonstruksi dan Rehabilitasi pada Lembaga Penanggulangan Bencana Wilayah (LPBWD) Kota Bekasi, Idham Khalid, laporan penduduk menunjukkan bahwa bau itu bisa dirasakan mencapai area kecamatan Mustikajaya, Bantargejang sampai Rawalumbo.

\”Sejak kemarin hingga sekarang pencarian sumber bau gas masih berlangsung tanpa hasil. Penelusuran akan diulangi pagi ini guna menemukan asal bau gas tersebut,\” jelas Idham.


Kontroversi Program Makan Bergizi Gratis, ICW: Sebaiknya MBG Dicabut

Peneliti
Indonesia Corruption Watch
(ICW) Dewi Anggraeni menyarankan untuk mencabut program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebab implementasinya kerap menyebabkan beragam masalah. “Lebih baik diakhiri mulai sekarang daripada bertambah rumit ke depannya,” ujar Dewi ketika diwawancara, Jumat, 18 April 2025.

Perbedaan pendapat antara mitra dapur umum dengan yayasan mitra Badan Gizi Nasional (BGN) di Kalibata terus menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi oleh proyek pemerintah Presiden Prabowo Subianto itu.

Koperasi masak bersama Ira Mesra, yang berkolaborasi dengan Yayasan BGN, harus menutup aktivitasnya setelah cuti Idul Adha tahun 2025 lalu dikarenakan adanya defisit senilai Rp 975,3 juta. Menurut kuasa hukum Ira, yaitu Danna Harly Putra, kerugian ini muncul karena tidak ada pembayaran untuk biaya bahan mentah serta pengeluaran operasional lainnya dari pihak Yayasan Berkat Media Nusantara (MBN) selaku mitra BGN.

Merespon situasi tersebut, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menelepon kedua belah pihak pada 16 April selasa itu guna menjalani proses mediasi dan menyelidiki penyebab sebenarnya dari permasalahan ini. Setelah melaksanakan mediasi, Dadan menginformasikan bahwa dia baru saja sadar yayasan serta salah satu mitranya dalam operasi dapur yang bekerja sama dengan BGN tidaklah merupakan entitas tunggal seperti biasanya diterapkan oleh sistem kerjasama BGN. Dia juga menambahkan, “Namun, dapurnya telah dihidupkan kembali; alokasi anggarannya pun sudah diserahkan hingga sepuluh hari mendatang.”

Walaupun begitu, Dadan mengklaim bahwa perselisihan diantara Yayasam MBN dan dapur masakan yang dimiliki oleh Ira Mesra sebenarnya tidak ada hubungan langsung dengan BGN. Dia menjelaskan hal ini sebagai sesuatu yang muncul dari dalam antara dua pihak tersebut saja. Setelah proses mediasi, diketahui juga bahwa dapur tersebut telah mulai berfungsi lagi seperti biasa.


Diananta P. Sumedi, Adi Warsono,

dan

Rachel Caroline

menyumbang untuk penyusunan artikel ini.

Scroll to Top