infoaskara.com
,
Jakarta
–
Mendidik anak
Yang dianggap sebagai tingkah laku nakal tentunya menjadi sebuah tantangan besar untuk para orangtua, entah itu pada anak-anak kecil ataupun remaja yang lagi emosi. Menghadapi sikap semacam ini dengan teriakan atau pun pemukulan malahan tak efektif dan bisa dibilang sia-sia, demikian informasi dari situs tersebut.
Unicef
.
Professor Lucie Cluver, pakar sosialisasi anak dan keluarga dari Universitas Oxford, merekomendasikan metode yang lebih efisien untuk mendidik anak-anak bermasalah menggunakan disiplin yang bersahabat. Dengan menerapkan pendekatan tersebut, para orangtua dapat menciptakan ikatan erat dengan buah hatinya sambil menyampaikan konsep-konsep berharga seperti kewaspadaan, kebersamaan, serta kendali emosi.
Sebaliknya, berteriak dan memukul malah dapat menghasilkan efek samping negatif dalam jangka waktu lama. Keinginan untuk melakukan hal tersebut mungkin menciptakan lingkungan stres yang merugikan dan memiliki potensi besar untuk menyebabkan permasalahan signifikan seperti meninggalkan pendidikan, gangguan kejiwaan, penyalahgunaan zat terlarang, serta ancaman percobaan bunuh diri atau kondisi kardiovaskular. Karenanya, metode pembelajaran dengan pemahaman akan menjadi strategi yang lebih unggul demi masa depan si buah hati Anda.
\”Apabila suatu hal ternyata tidak membuahkan hasil, maka itulah alasan yang tepat untuk menemukan metode alternatif,\” ungkap Cluver seperti dilansir dari situs tersebut.
Unicef
.
Saran Membimbing Anak Bandel Menurut Penelitian Psikologi
Mendidik anak
Yang dianggap sebagai anak nakal lebih baik diberi pendekatan disiplin positif serta dibina agar memiliki relasi yang sehat. Berikut adalah beberapa saran berdasarkan perspektif ilmu kejiwaan yang dapat Anda aplikasikan:
1. Sediakan Waktu Spesial untuk Si Buah Hati
Luangkan sebagian waktumu, meski cuma antara 5 sampai 20 menit, untuk berkonsentrasi sepenuhnya kepada si buah hati. Kamu bisa melakukannya saat sedang mengerjakan tugas rumah yang simpel seperti mencuci peralatan dapur atau menyeterika baju sembari berbincang-bincang. Pastikan juga untuk mematikan TV serta telepon genggam supaya kenyataan bahwa kamu sungguh-sungguh terfokus pada sang anak menjadi nyata.
2. Sampaikan Pujian untuk Tingkah Laku yang Baik
Sering kali para orangtua cenderung lebih banyak mengkritik kesalahan anak-anak mereka. Namun, yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak adalah penghargaan untuk membuatnya merasa diperhitungkan serta terdorong untuk bertindak positif. Berilah pujiannya walaupun hanya karena interaksi singkat antar saudara kandung dalam hitungan menit saja.
3. Sampaikanlah Harapan Secara Jelas
Sebaiknya Anda memberi tahu dengan detail tentang apa yang diinginkan, bukan hanya menegur. Contohnya, \”Mohon letakkan mainanmu kembali ke dalam petinya,\” akan lebih jelas dibandingkan dengan \”Jangan membuat berantakan.\” Yakinkan bahwa ekspektasi yang disampaikan cocok dengan kapabilitas si anak.
4. Sediakan Dukungan sesuai dengan Kebutuhannya
Setiap buah hati unik. Dikutib dari
Psychology Today
,
Ada yang membutuhkan pengingat mengenai kebiasaan sehari-hari, ada pula yang memerlukan jadwal dengan gambar, atau metode bermain yang seru untuk membantu pemahaman aturan. Sesuaikan bantuan tersebut sehingga anak merasa didukung, bukannya dibebani.
5. Berlakukan Batas dengan Kesadaran Kasih Tersendiri
Anak-anak memiliki sudut pandang serta preferensi unik. Orangtua perlu mengarahkannya dengan ketegasan namun tetap memahami situasinya. Sebagai contoh, jelaskan kepada mereka alasannya tidak bisa memakai sepatu di atas sofá, kemudian arahkan energi mereka pada aktivitas lain yang sesuai misalnya melompat-lompat di ranjang.
6. Pahami serta Tanggapi Perasaan Si Kecil
Apabila si kecil enggan mengikuti ketentuan, bisa jadi terdapat rasa yang sukar untuk dinyatakan. Sebagai orangtua, penting bagi Anda bersabar mendampingi serta memandu buah hati dalam melampiaskan emosinya secara lembut. Ketika sang anak kesal hingga berlinangan air mata, berilah dekapan hangat sambil memberi keyakinan bahwa dia selalu dilindungi.
7. Cengkeraman untuk Memperkuat Hubungan
Hug membuat anak merasa terlindungi dan bersedia berkolaborasi. Hal ini juga memberi pengingat kepada para orangtua bahwa walaupun anak mungkin sesekali bandel, mereka masih selalu dikasih sayang. Hug secara berkala, kurang lebih sembilan kali dalam sehari, amatlah krusial bagi pertumbuhan emosi sang buah hati.
Menggunakan saran-saran tersebut, Anda bisa mendidik anak bandel dengan cara yang efisien serta penuh kebaikan, sehingga memungkinkan mereka berkembang menjadi individu yang lebih unggul dan berani.